BALEENDAH – Hujan lebat yang terjadi di Bandung Selatan beberapa pekan terakhir, menyisakan dampak kerusakan lingkungan, seperti endapan lumpur dan sampah. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung bersama sekitar 200 personil gabungan, yang terdiri dari unsur TNI, Polri, Dinas Kebakaran (Diskar), Dinas PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang), Satpol PP, Dinkes dan PDAM.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Ahmad Johara menyebutkan, selama masa tanggap darurat pihaknya sudah melakukan operasi pembersihan lingkungan sejak 3 hari lalu.
“Selama masa tanggap darurat ini, sudah 4 hari kita lakukan pembersihan lingkungan akibat banjir, baik lumpur atau sampah. Bersama ratusan personil dan warga setempat, pembersihan lumpur ini diharapkan bisa menghidupkan kembali aktivitas di sana, mumpung banjirnya sedang surut,” ucap Ajo, sapaan Ahmad Johara, usai melakukan pembersihan lumpur di Posko Gedung Inkanas Kec Baleendah, Selasa (12/3/19).
Ajo menjelaskan, pembersihan tersebut dilakukan di 3 wilayah yakni sekitar Andir di Baleendah, Bojongasih di Dayeuhkolot dan Cijagra di Kecamatan Bojonsoang. “InshaAllah semua berkerja bahu membahu membersihkan lingkungan terdampak banjir, dari lumpur dan sampah. Kita ingin membantu warga, supaya akses untuk kelancara aktivitasnya bisa kembali normal,” imbuhnya.
Lumpur yang mengendap sisa banjir bervariatif di setiap wilayah, menurutnya disamping bantuan personil dalam upaya pembersihan tersebut masih dibutuhkan mesin sedot dan semprot air untuk menjangkau pemukiman padat, termasuk gang-gang dan jalan kecil yang sulit terjangkau oleh kendaraan dari Diskar.
“Ketinggian lumpur ini bervariatif 5 sampai 30 cm, terutama di jalan raya. Sedangkan untuk lumpur yang ada di rumah, kita masih membutuhkan mesin sedot dan semprot, sehingga lumpur yang ada di gang kecil juga bisa diselesaikan,” ujar Ajo didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Asep Sudrajat.
Ajo mengungkapkan, sesuai fatwa yang dikeluarkan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), hujan masih akan berlangsung dan diprediksi memiliki curah hujan yang cukup tinggi selama 10 hari ke depan. Maka pihaknya bersama seluruh jajaran akan selalu waspada.
“Boleh dikatakan, tanggal 6 Maret 2019 lalu adalah puncaknya, namun prediksi BMKG hujan berintensitas tinggi masih akan berlangsung 10 hari ke depan, jadi kita terus memantau dan waspada bila banjir akan kembali terjadi. Sedangkan untuk penanganan akan berlangsung hingg masa tanggap darurat selesai,” paparnya.
Sesuai surat pernyataan Bupati Bandung tentang peningkatan status dari siaga ke tanggap darurat bencana banjir, Nomor: 360/248-BPBD/2019, masa tanggap darurat terhitung sejak 8-15 Maret 2019.
“Kita sinergis melakukan beberapa upaya penanganan keadaan darurat, seperti assessment warga terdampak banjir di 3 kecamatan, pendataan kebutuhan dan kerusakan, distribusi logistik serta membuka dapur umum lapangan,” ujar Ajo.
Uaya penanganan sudah terkoordinasikan dengan perangkat daerah lainnya, juga dengan PMI Kabupaten Bandung. Hal ini menurut Ajo sangat penting, karena akan mampu meminimalisir potensi dampak bencana banjir, melalui penanganan yanag bersifat efektif, efisien dan terpadu.
Dia mengungkapkan, pada masa tanggap darurat saat ini tersedia 4 dapur umum untuk korban banjir. “Agar kebutuhan makan pengungsi, sudah tersedia 4 dapur umum, yakni di Posko Andir yang dikelola BPBD, Posko Inkanas dikelola Dinsos, dapur di Bojongsoang oleh PMI dan yang di Tegalluar dikelola para pegiat kebencanaan,” urai Ajo.***