BANDUNG — Pembangunan merupakan syarat untuk kemajuan bangsa dan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera serta berkeadilan sosial. Keberhasilan pembangunan tidak akan terlepas dari kinerja di sektor perekonomian. Jawa Barat adalah provinsi dengan perekonomian yang besar.
Data menunjukkan terdapat tiga sektor penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terbesar di Jabar. Pertama, sektor industri manufaktur. Industri ini memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 46,3% dengan serapan tenaga kerja sebesar 22 %. Kedua, sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi sebesar 23,1% terhadap PDRB, dengan serapan tenaga kerja 26,9%. Ketiga, sektor pertanian sebesar 12,2%, dengan serapan tenaga kerja 26,4%.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengungkapkan dibutuhkan investasi yang besar untuk meningkatkan PDRB Jabar. Investasi jadi faktor yang penting untuk pembangunan Jabar, karena investasi akan berperan penting terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan akan memberikan dampak dan manfaat ganda bagi banyak pihak termasuk perusahaan, masyarakat dan pemerintah.
Berdasar data yang ada, Jabar memiliki jumlah perusahaan sebanyak 6.052 dari 24 golongan industri tersebar di Jabar, baik yang berbasis kawasan industri maupun non kawasan industri.
Investasi dunia usaha menjadi penting bagi pembangunan di Jabar. Melalui praktik investasi dan bisnis yang bertanggung jawab sosial, sebuah perusahaan akan berorientasi manfaat baik secara ekonomi, sosial maupun lingkungannya. Inilah yang kemudian dikenal sebagai konsep Jabar Masagi.
Jabar Masagi adalah transformasi dari triple hellix ‘segitiga – ABG (Academician, Business and Government), empat pilar utama pembangunan, yakni Academician, Business, Community, and Government (ABCG) dan satu simpul laws and regulation dengan stakeholders pattern ABCG ini.
Lebih dari sekedar charity, kata Aher, Jabar Masagi konsep mengembangkan pola kemitraan CSR sebagai sebuah investasi sosial dari dunia usaha untuk berpartisipasi dalam pembangunan Jawa Barat.
Sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan Pemprov Jabar, kepada perusahaan yang telah berkontribusi dan berhasil menjalankan program kegiatan CSR/PKBL-nya, serta telah bersinergi dengan program-program pemerintah daerah, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Prov Jabar menggelar “Peresmian Bersama Proyek-Proyek CSR-PKBL Jawa Barat Tahun 2015”. Acara ini dilangsungkan di Gedung Sate – Bandung, Rabu (2/3/16) yang dibuka Gubernur Jabar Ahmad Heryawan.
Kepala Bappeda Prov Jabar Yerry Yanuar menjelaskan Peresmian Bersama Proyek-Proyek CSR-PKBL Jabar ini merupakan yang kelima kalinya digelar secara rutin di awal tahun. Pertama kali diselenggarakan pada 14 Januari 2011, melalui pencanangan Deklarasi Bandung bertema CSR Jabar untuk Misi Kemanusiaan dan Lingkungan (CSR Jabar for Humanity and Environment), dengan motto Jabar Maju Bersama Mitra.
“Dasar hukum yang menaungi acara ini, adalah Perda Provinsi Jawa Barat No 2 tahun 2013, tentang Pedoman Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan (TJSLP) dan Program Kemitraan Bina Lingkungan ( PKBL) di Jawa Barat,” terang Yerry.
Realisasi pendanaan pelaksanaan program dan kegiatan CSR dan PKBL Pemprov Jabar, menurut Yerry, selama 5 tahun dalam kurun waktu dari 2011 – 2015 dengan pola pendanaan sesuai perda rupiah = 0 (nol), serta pola kerja bersinergi derajat tinggi dan koordinasi derajat rendah, adalah sebesar Rp. 893,52 miliar. Dana tersebut dikelola langsung oleh perusahaan yang telah bermitra dengan Tim CSR Jabar.
“Jumlah perusahaan yang telah bermitra dengan Tim Fasilitasi CSR Jabar sampai dengan saat ini adalah sebanyak 103 perusahaan, terdiri dari 3 perusahaan BUMD, 30 perusahaan BUMN serta 70 perusahaan swasta,” sebut Yerry.
Jumlah perusahaan yang ikut berpartisipasi pada acara di tahun ini adalah sebanyak 85 perusahaan, dengan jumlah prasasti yang akan diresmikan sebanyak 76 prasasti. Selain itu ada 47 perusahaan yang memamerkan produk hasil karya pembangunannya.