SOREANG, Balebandung.com – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung Tisna Umaran mengatakan akibat kemarau panjang, terdapat 893 hektar lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Dalam menyelamatkan pertanian dari dampak kekeringan, tim di lapangan terus bergerak. Batuan alat juga diberikan seperti memberikan pompa air.
“Untuk yang ringan ada 147 hektar, sedang 249 hektar dan berat 497 hektar,” urai Tisna saat Ngawangkong Bari Ngopi di Taman Uncal Soreang, Jumat (27/9/19).
Dampak kemarau panjang akan dirasakan oleh petani yang mempunyai tanaman dalam masa pertumbuhan, mengingat biasanya saat masa ini, tanaman membutuhkan air yang cukup.
“Kalau yang menjelang masa panen, biasanya justru tidak membutuhkan air yang banyak,” tukasnya.
Tisna melanjutkan, upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan petani dari kerugian akibat berkurangnya produksi, pihaknya terus mesosialisasikan dan mendorong agar petani melakukan percepatan tanam.
Tisna melanjutkan, berdasarkan prakiraan dari BMKG, kemarau akan berlangsung hingga dua bulan ke depan. Kondisi tersebut harus dimanfaatkan oleh petani untuk melakukan percepatan tanam.
“Petani yang baru saja melakukan panen dan masih ada sumber air, kami dorong untuk segera melakukan percepatan tanam. Kami akan beri bantuan peralatan untuk mendukung percepatan tanam,” jelasnya.
Jika ada lahan yang kosong dan dilakukan percepatan tanam, diharapkan saat panen akan mendapat harga bagus, sehingga akan menguntungkan secara ekonomi bagi petani.
“Jabar masih dilanda kekeringan sehingga jumlah area tanam akan berkurang. Sementara kebutuhan masyarakat masih tinggi, sehingga harga saat panen nanti juga akan tinggi,” kata Tisna.
Tanaman yang bisa digunakan untuk percepatan tanam menurutnya adalah semua jenis yang berumur pendek seperti palawija, sosin, bawang daun. Bahkan padi juga masih memungkinkan untuk menjadi tanaman yang ditanam saat ini selama ketersediaan air masih cukup.***