SOREANG – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka final Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2015 berdasarkan rumus terbaru, status IPM Kabupaten Bandung naik dari status sedang 69,06 menjadi tinggi kembali mencapai 70,05 poin. Saat ini Kabupaten Bandung berada di cluster IPM tinggi bersama 9 kabupaten/kota lainnya di Jawa Barat yakni Kota Bandung, Bekasi, Depok, Cimahi, Bogor, Cirebon, Sukabumi, dan Kabupaten Bekasi.
“Di antara 9 kabupaten/kota tersebut, alhamdulillah Kabupaten Bandung, kecepatan peningkatan IPM-nya tertinggi dengan urutan Kabupaten Bandung (1.43), Kota Bekasi (1,00), Kabupaten Bekasi (0,96), Kota Sukabumi (0,91), Kota Bandung (0,88), Kota Bogor (0,75), Kota Depok (0,68) dan Kota Cimahi (0,47). Bagi kita ini prestasi yang cukup membanggakan, karena kerjasama semua pihak termasuk Gerakan PKK,” sebut Bupati Bandung H. Dadang Mochamad Naser, SH, S.Ip, M.Ip saat peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK Ke-44 Tingkat Pemkab Bandung di Gedung Moch.Toha Soreang, Senin (25/7/16).
Begitu pula data BPS Kab Bandung mencatat selama periode lima tahun terakhir, pertumbuhan IPM Kabupaten Bandung setiap tahunnya meningkat. Pada tahun 2011, IPM tercatat 75,01 point, di tahun 2012 meningkat menjadi 75,24 point, artinya terjadi kenaikan sebesar 0,23%. Kemudian terjadi kenaikan lagi sebesar 0,16 % sehingga di tahun 2013 menjadi 75,40 point. Pada tahun 2014 terjadi kenaikan lagi sebesar 0,29 sehingga menjadi 75,69 point.
“Di tahun 2015, IPM kita mencapai 76,45 point karena terjadi kenaikan kembali sebesar 0,76%. Alhamdulillah di setiap tahunnya terjadi peningkatan. Ini menunjukan ada upaya dan kerjasama yang kuat antar sektor,” jelas Dadang.
Menurut bupati, Gerakan PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) sangat berkontribusi pada peningkatan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di Kab Bandung. Aspek kesehatan, pendidikan dan daya beli yang menjadi indikator IPM ini, bupati bilang sangat tersentuh oleh program yang dituangkan dalam 10 Pokok Program PKK.
“Sebagai mitra daerah, PKK sangat membantu kita dalam peningkatan IPM setiap tahunnya. PKK melakukan kegiatan-kegiatan yang mencakup kebutuhan dasar hidup manusia mulai dari bayi hingga usia lanjut,” terang Dadang.
Ia menjelaskan dalam bidang kesehatan, gerakan PKK cukup berkontribusi terhadap pencapaian derajat kesehatan warga Kab Bandung. Selama periode tahun 2011-2015 Angka Harapan Hidup (AHH) cenderung mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 AHH Kab Bandung mencapai 70,06 tahun dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 71,03 tahun.
“Sementara untuk Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bandung menunjukan tren yang menurun. Pada tahun 2011 AKB tercatat sebesar 34 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2015 AKB sudah berhasil ditekan hingga mencapai 33 bayi per 1.000 kelahiran hidup. Dalam rentang lima tahun AKB mengalami penurunan yang cukup berarti,” papar bupati.
Terkait Peringatan Hari Koperasi Nasional Ke-69 yang telah berlangsung pekan lalu di Provinsi Jambi, Dadang meminta agar OPD (Organisasi Perangkat Daerah), kecamatan, desa dan kelurahan untuk memfasilitasi seluruh kegiatan PKK.
“Termasuk dalam pengelolaan koperasi. Mereka bisa diberikan pelatihan-pelatihan khusus tentang bagaimana cara mengelola koperasi. Menampung semua hasil UMKM pada koperasi tersebut, sehingga bisa menjadi peluang bisnis juga dalam meningkatkan pendapatan mereka,” ucapnya pula.
Ketua PKK Kab Bandung Hj.Kurnia Agustina Dadang M.Naser dalam sambutan tertulis Ketua Umum PKK, Erni Guntarti Cahyo Kumulo mengatakan peringatan HKG PKK bukan sekadar kemeriahan sesaat, namun lebih kepada rasa syukur kita karena bisa bermanfaat untuk masyarakat.
“Sebagai relawan dan mitra daerah pemerintah, kita akan terus berkiprah nyata untuk menghargai para pendahulu kami yang telah konsisten berkarya memajukan kesejahteraan keluarga,”ucap istri Bupati Bandung tersebut.