DAYEUHKOLOT, Balebandung.com – Bencana banjir yang melanda Kabupaten Bandung bukan saja merendam ribuan rumah warga dan jalanan utama di beberapa kecamatan, tapi juga menyisakan persoalan baru yaitu timbunan sampah yang terbawa arus banjir ke permukiman warga. Timbunan sampah ini mengakibatkan kotornya lingkungan permukiman warga dan buruknya sanitasi.
Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengatakan, pihaknya melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak atas permasalahan timbunan sampah.
“Kami bersinergi untuk bisa menyelesaikan permasalahan sampah itu. Seperti dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Satgas Citarum Harum, kami ikut membantu mengerahkan armada bersama dengan kader lingkungan dan kebersihan, sehingga bisa cepat dilakukan upaya pemulihan di lokasi bencana,” kata Asep kepada wartawan di Kecamatan Bojongsoang, Senin (15/1/2024).
Setelah diangkut armada truk sampah, sebagian sampah dikelola ya dengan teknologi Refuse Derived Fuels (RDF), selain ke TPA Sarimukti. Asep mengakui kebanyakan sampah merupakan kiriman dari wilayah hulu seperti Sungai Cikapundung. Sampah kiriman tersebut kerap melintasi wilayah hingga menyumbat aliran air sungai sehingga menimbulkan banjir.
“Kita lakukan operasi bersih saja.Sebenarnya ini sudah rutin dilakukan di titik-titik tertentu terutama di mana sampah tertahan,” ujar Asep.
Pihaknya berharap untuk penanganan sampah lintas batas, di kawasan hulu seharusnya ada treatment sehingga sampahnya tidak semuanya lari ke sungai.
Sebelumnya, curah hujan ekstrem yang mengguyur kawasan Bandung Raya pada Kamis (11/1/2024), mengakibatkan banjir dengan arus yang kencang di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Curah hujan ekstrem tersebut mengakibatkan bibir tanggul Sungai Cigede jebol hingga menimbulkan banjir hebat yang menerjang Kampung Lamajang Peuntas dan sekitarnya. Tanggul sungai Cigede jebol hingga aliran air merendam wilayah Dayeuhkolot, sementara Tanggul yang jebol sudah ditangani dengan memasang geobag.
Tanggul yang berada di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung ini sudah dipasang geobag. Debit air sungai pun mulai menurun dan tak lagi mengaliri permukiman warga.
Saat meninjau langsung lokasi banjir sekaligus lokasi pengungsian warga terdampak di Desa Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan pihaknya akan mengutamakan dulu rumah-rumah yang terdampak, dengan melakukan assessmen untuk segera dilakukan perbaikan.
“Saat ini kita telah mengupayakan perbaikan tanggul tersebut. Namun perbaikan keseluruhan merupakan kewenangan BBWS. Kemudian untuk rumah warga yang rusak akibat banjir kita assesmen dulu untuk segera dilakukan perbaikan,” kata Bupati Bandung, Jumat (13/1/2024).
Bupati meminta semua pihak bisa bekerja sama baik dalam hal upaya preventif dan responsif dalam mengatasi banjir, juga bencana lainnya.
Sementara Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin bersama jajaran dinas terkait bergerak cepat meninjau lokasi yang mengakibatkan sekitar 2.000 rumah terdampak.
Lebih kurang 2.000 kepala keluarga disediakan lahan pengungsian, yakni di SMP Negeri 1 Dayeuhkolot. Area pengungsian tersebut kini sudah dihuni sekitar 200 jiwa, sementara yang lainnya memilih bertahan di lantai dua bagi mereka yang rumahnya bertingkat.
“Ada 2.000 rumah yang terendam, artinya lebih kurang 2.000 KK sudah disiapkan tempat pengungsian sementara di SMPN 1 Dayeuhkolot, saat ini sudah ada 200 orang. Kami juga menyiapkan dapur umum, air bersih, dan Pak Kapolres akan mengumumkan kepada mereka yang masih di dalam rumah, kalau ingin segera dievakuasi bisa telepon ke nomor 110,” kata Bey Machmudin saat meninjau lokasi banjir di Kampung Lamajang Peuntas, Kabupaten Bandung, Jumat (13/1/24).
Masyarakat diingatkan pula untuk tetap memperhatikan kebersihan lingkungan. Pasalnya, terlihat dengan jelas banjir membawa tumpukan sampah yang diduga mengakibatkan terhambatnya saluran air.
“Pertama (penyebabnya) kemarin hujannya amat lebat, ekstrem, dan debit air sangat tinggi, tapi juga banyak sampah. Kami mengimbau kepada warga untuk sama-sama menjaga kebersihan lingkungannya dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebab ini bisa dilihat sampah semua, yang menghambat arus air,” pesan Bey.***