PANGALENGAN, Balebandung.com – Ratusan warga Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung yang menjadi keluarga penerima manfaat (KPM) bantuan miskin ekstrem berupa sembako dari Dinas Sosial Kabupaten Bandung, mengeluhkan kualitas beras yang disalurkan.
Salah satu warga Pangalengan penerima manfaat, AS (49) mengungkapkan kekecewaan, lantaran beras yang diterima dari Dinsos itu berbau apek dan benye (lmbek) setelah di masak.
“Setelah dimasak rada bau apek dan benye (lembek). Saat dicicipi, nasinya juga terasa pahit. Jadi, nggak berani kami makan sekeluarga. Akhirnya ya kami kasih makan ayam saja,” ungkap AS, Senin (9/9/24).
Sebelumnya Pemkab Bandung melalui Dinsos Kab Bandung menyalurkan 598 paket sembako untuk KPM miskin ekstrem yang berisiko stunting di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, pada Senin (2/9/24) pekan lalu.
Bansos berupa paket kepokmas itu terdiri dari beras 5 kg, 1 liter minyak goreng, 4 susu kaleng instan, dan 1 kaleng kornet.
“Walaupun kami orang miskin, kami juga ingin mendapatkan bantuan yang layak. Kalau berasnya seperti ini kan tidak layak dikonsumsi, takutnya malah jadi penyakit,” beber AS.
Menanggapi temuan ini, Kepala Dinsos Kabupaten Bandung Tisna Umaran menyampaikan permohonan maaf kepada KPM atas insiden penerimaan bantuan beras yang kondisinya tidak layak dikonsumsi. Pihaknya mengakui adanya kesalahan teknis dalam proses penyaluran bantuan yang menyebabkan hal ini terjadi.
“Kami akui ada kesalahan dari kami, seharusnya kami melakukan pengecekan terlebih dahulu sebelum bantuan disalurkan kepada masyarakat,” ungkap Tisna, Senin (9/9/24).
Tisna menyatakan pihaknya memahami bahwa bantuan ini sangat penting bagi para KPM untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka. Oleh karena itu, kata dia, Dinsos merasa sangat prihatin dan bertanggung jawab atas insiden tersebut.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan. Kami akan terus berupaya untuk terus meningkatkan pelayanan bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Dinsos telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mengatasi permasalahan ini. Pertama, Dinsos telah memanggil dan menegur pihak penyedia bantuan beras terkait insiden ini.
“Kami telah melakukan pemanggilan dan teguran kepada pihak penyedia. Mereka telah menyatakan kesediaan untuk mengganti seluruh beras yang tidak layak konsumsi,” jelas Tisna.
Kedua, Dinsos telah menarik seluruh beras yang telah disalurkan kepada masyarakat dan telah melakukan penggantian dengan beras yang layak konsumsi.
Dari 13 kecamatan yang sudah menerima pendistribusian beras, kata Tisna, pihaknya telah menarik 293 karung beras yang tidak laik konsumsi dari total 2.263 karung yang telah disalurkan.
Selain itu, Dinsos Kabupaten Bandung juga telah melakukan koordinasi dengan para camat untuk segera merespon dan melaporkan ke Dinsos, jika ada komplain dari penerima bantuan agar segera dikembalikan, untuk kemudian dilakukan penggantian.
“Kami akan terus menelusuri melalui mitra kerja Dinsos untuk melakukan pengecekan jika masih ada penerima yang komplain, maka akan terus dilayani. Kami akan melakukan penggantian beras mulai hari ini,” tandasnya.
Ketiga, Dinsos Kabupaten Bandung berkomitmen untuk meningkatkan pengawasan dan evaluasi dalam proses penyaluran bantuan di masa depan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Tisna menegaskan pihaknya akan mengawasi seluruh proses penggantian beras oleh pihak penyedia dan memastikan bahwa kualitas beras pengganti sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
“Kami akan memperkuat sistem monitoring dan evaluasi, melibatkan masyarakat dalam proses pengawasan untuk memastikan bantuan yang diberikan kepada masyarakat benar-benar tepat sasaran, tepat jenis, dan tepat kualitas,” ungkap Tisna.
Tak lupa, ia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat dan elemen masyarakat lainnya yang telah memberikan berbagai masukan dan atensi terhadap permasalahan ini. Menurutnya, hal tersebut menjadi masukan berharga untuk proses perbaikan di masa mendatang.
“Sekali lagi atas peristiwa ini, kami sampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Kabupaten Bandung, khususnya para KPM penerima bantuan ini. Ini menjadi pelajaran berharga bagi kami utnuk terus meningkatkan pelayanan,” ucap Tisna.***