BANDUNG – Indonesia Smart City Forum (ISCF) at Bandung pada 2-3 September 2016 berfokus pada implementasi hasil forum terhadap perkembangan smart city di Indonesia. Ini merupakan bentuk kontribusi Kota Bandung agar negeri ini dapat bersaing dengan negara-negara lain dalam hal smart city.
“Selama ini Indonesia tidak mempunyai platform yang jelas mengenai smart city ini. Sejauh ini, kota-kota seperti Bandung, Surabaya, dan lain-lain masih berjalan sendiri-sendiri,” ungkap Sekretaris Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Bandung Yayan A. Brilyana dalam Bandung Menjawab, di Media Lounge, Selasa (30/8/16).
Untuk itu, Kota Bandung berinisiatif mempertemukan antara regulator selaku pemegang kebijakan, para pimpinan daerah selaku eksekutor smart city di daerah, dengan industri teknologi selaku penyedia jasa, untuk bersama-sama membahas arah kebijakan smart city di Indonesia.
“Perlu ada sinergi antara regulator, pemda, dengan industri,” tutur Yayan. Harapannya, kelak pemerintah pusat akan memiliki satu rencana strategis guna memajukan Indonesia dengan konsep smart city.
Pada kegiatan ini akan diundang para pembicara yang berasal dari berbagai elemen penentu kebijakan, seperti Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Dewan TIK Nasional (Wantiknas). Akan diundang pula para kepala daerah yang tertarik untuk mengusung smart city di daerahnya, serta para pelaku industri di bidang teknologi dan informasi.
“Smart city ini penting, salah satunya untuk mengimbangi kemajuan teknologi,” ucap Yayan. “Masa masyarakatnya sudah melek teknologi, tapi negaranya masih melakukan sistem secara konvensional,” imbuh dia.
Ia menambahkan, akan ada tiga poin yang ingin dihasilkan dari ISCF At Bandung 2016. Pertama, adanya platform yang jelas dari para penentu kebijakan di tingkat pusat. Kedua, adanya kolaborasi antar pimpinan daerah untuk saling melengkapi sistem smart city di wilayah masing-masing. Ketiga, adanya repositori aplikasi digital untuk membangun sistem tata kelola pemerintahan untuk mengefisiensikan pembangunan smart city.
“Hasilnya bisa saja nanti ada laboratorium smart city di Indonesia. Tempatnya bisa di Bandung atau di mana saja,” kata Yayan. Bandung bisa menjadi pilihan karena kota ini memiliki banyak institusi pendidikan tinggi berbasis teknologi, selain karena Kota Bandung telah membentuk tim kajian smart city bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB). “Bahkan sebagian menganggap Bandung sebagai kiblat smart city di Indonesia,” ujarnya.
Yayan menambahkan, Kota Bandung belum bisa dikatakan smart city sebab infrastrukturnya juga belum sempurna. “Tapi Kota Bandung ini menuju smart city. Kita berupaya untuk menuju ke sana,” kata dia.
Acara yang akan berlangsung di Ballroom Trans Luxury Hotel ini akan dibuka Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan ditutup oleh Menteri Dalam Negeri. Acara ini juga akan dimeriahkan oleh penyanyi asal Bandung, Ariel, dan berbagai kesenian khas Jawa Barat.