SOREANG – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Tata Iriawan Sobandi mengatakan, potensi bencana alam di Kabupaten Bandung harus diakui masih terus mengintai. Terutama ancaman bencana alam berupa longsor, banjir dan angin puting beliung.
Curah hujan yang terjadi saat ini, memang lumayan besar. Meski sebenarnya, berdasarkan perkiraan BMKG, saat ini adalah musim kemarau basah yang diakibatkan oleh La Nina. Dengan kondisi ini, kata Tata, memang semua pihak perlu meningkatkan kewaspadaan.
“Tapi kemarin saya rapat dengan BPBD Jabar dan BMKG Jabar, ada penjelasan saat ini memang sudah memasuki quadran musim hujan. Padahal sebenarnya, kemarin kami rapat itu untuk membahas musim kemarau. Inilah dampak anomali cuaca atau La Nina. Sehingga kita semua harus tetap waspada terhadap ancaman bencana alam,” terang Tata kepada wartawan usai Apel Siaga Libur Panjang Idul Adha dan Siaga Bencana Alam, di Mapolres Bandung, Soreang, Kamis (7/9/16).
Ia mengakui meski saat ini curah hujan lumayan besar, tapi untuk potensi bencana alam banjir, masih belum menjadi ancaman. Salah satu indikatornya, sebut Tata, sampai saat ini debit air di Sungai Citarum pun masih di bawah normal.
Tapi hal ini berbeda dengan potensi bencana alam berupa longsor, terutama di beberapa daerah dataran tinggi. Seperti di Kecamatan Cimenyan, Rancabali, Ciwidey, Pasirjambu, Pangalengan, Kertasari, Ibun, Kutawaringin dan lainnya tetap harus diwaspadai.
“Begitu juga dengan potensi terjadinya bencana alam angin puting beliung, tetap tinggi. Seperti di beberapa daerah yang biasa terjadi, yakni di Kecamatan Bojongsoang, Baleendah, Pameungpeuk, Soreang, Kutawaringin dan beberapa kecamatan lainnya,” sebutnya.
Untuk langkah antisipasi yang dilakukan, selain menyiapkan berbagai perlengkapan kebencanaan, pihaknya juga terus menyiagakan personil BPBD, relawan kebencanaan dan masyarakat. Terutama masyarakat yang tinggal di daerah-daerah rawan bencana alam.
“Kesiapan non infrastruktur juga terus kami tingkatkan. Seperti dengan terus melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan personil dan relawan kebencanaan. Selain itu, kesiapsiagaan masyarakat juga terus kami tingkatkan, karena ini juga sangat penting untuk mengurangi resiko bencana,” pungkas Tata.