CIMAUNG – Bupati Bandung Dadang Naser menyatakan apresiasi dan dukungannya kepada para petani kopi, terlebih Kabupaten Bandung patut berbangga atas pretasi Ayi Sutedja sebagai petani kopi yang mendapatkan penghargaan di tingkat dunia.
Pernyataan bupati itu disampaikan pada acara Saresehan Urang Gunung yang digelar petani kopi di Vila Puntang Djaya Bandung Resort, Desa Campakamulya, Kec Cimaung, Kab Bandung, Senin (17/10/16).
“Dalam ajang Specialty Coffee Association of America (SCAA) Expo 2016, 14-17 April 2016 lalu, kopi yang ditanam Pak Ayi di lembah Gunung Puntang menjadi yang terbaik dalam uji cita rasa dan harga lelang. Berasan biji kopi (green bean) Pak Ayi mendapat skor sebagai kopi spesialty 86,25 dengan harga lelang 55 US dollar per kilogram, “ ungkap Dadang sambil menunjukan biji kopi Preanger milik Ayi Sutedja.
Bupati mengajak kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bandung khususnya yang hadir pada acara tersebut, agar saling menguatkan komitmen terhadap produk-produk sendiri.
“Selain meningkatkan perekonomian, melalui komitmen ini dilakukan agar pengusaha industri, masyarakat dan petani bisa menumbuhkan kemitraan jangka panjang agar Leuweung Hejo Rakyat Ngejo, “ imbuhnya.
Mengurai kenikmatan kopi Gunung Puntang, kata Dadang begitu dicecap, terasa paduan pahit, asam, dan manis yang samar. Rasa itu tak tertinggal lama di mulut, membuat ingin meminumnya lagi dan lagi, ya itulah kopi Java Preanger.
”Ini kopi terbaik di kontes di Amerika dan tumbuh di Gunung Puntang. Kita patut berbangga hati. Hatur Nuhun Pak Ayi Sutedja Soemali,” ucapnya bangga.
Pada kesempatan itu CEO SCOPI (Sustainable Coffee Platform of Indonesia) Veronica Herlina menuturkan perjalanan kopi Gunung Puntang di Amerika. Kopi Gunung Puntang produksi Ayi unggul ketimbang kopi-kopi lain dari berbagai daerah Indonesia yang lebih dulu populer.
Perjalanan Ayi memenangi kompetisi di Atlanta ini dimulai dengan keikutsertaannya di Jakarta International Expo 2015. Pencapaian ini yang membuat kopi produksi Pak Ayi terpilih sebagai satu dari 20 kopi terbaik Indonesia untuk tampil dalam ajang SCAA. Seleksi dilakukan terhadap 74 sampel kopi dari berbagai daerah oleh Kementerian Perdagangan RI dan Gabungan Eksportir Kopi Indonesia yang didukung Caswell Coffee, lembaga penjamin mutu produk kopi bersertifikat internasional
Veronica menjelaskan SCOPI merupakan forum pembelajaran dan aksi bersama perkopian Indonesia dengan tujuan mempromosikan dan meningkatkan public private partnership di dalam komoditi kopi untuk mencapai kesempatan ekonomi untuk petani, ketahanan pangan dan kelestarian lingkungan.
Sementara dipandang dari sisi bisnis, Direktur Utama Bank BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, kopi Gunung Puntang ini dipastikan akan memberi atensi yang bagus untuk industri keuangan.
“Ini merupakan ajang yang pas untuk literasi keuangan dari kemitraan usaha kopi. Melalui beberapa akses pembiayaan BNI, saya berharap kopi Gunung Puntang ini bisa memberikan nilai ekonomi yang tinggi,” ucap Anggoro
Deputi Akses Permodalan Bank BNI Fajar Utomo menambahkan, industri kopi akan sangat menarik di mana aspek kekriyaan dalam usaha kopi harus difasilitasi dengan konsep yang jelas. Menurutnya kopi adalah barang seni yang dipresentasikan melalui proses kreasi yang terukur.
“Kopi adalah barang seni, menjadi gaya hidup yang bisa dikreasikan aspek kebunnya, cara penyajian, cita rasa, pola perdagangan, aspek pangan lokal, komunitas pecinta kopi dan maraknya kedai-kedai kopi,” ungkap Fajar.
Pada acara tersebut diberikan dana CSR (Corporate Social Responsibility) dari Program Kemitraan Bank BNI kepada 5 orang petani kopi usaha mikro untuk pengelolaan lingkungan, limbah dan pembuatan green house.