BANDUNG – Teguh Prianto tak bisa menyembunyikan rasa gembiranya usai jadi yang pertama mencapai garis finish.Tanda-tanda kelelahan di raut wajahnya seolah terhapus lewat senyum yang mengembang.
“Ini Peparnas yang pertama,” ungkap Teguh mengawali perbincangan. Di Peparnas XV Jawa Barat 2016 cabang olahraga atletik, ia turun di nomor wheelchair 400 meter.
Perjuangan karier olahraga Teguh terbilang unik. Awalnya ia menggeluti fitnes pada 2009. Lalu, saat Pekan Olahraga Daerah (Porda) 2014 Jawa Barat, Teguh yang membela Kabupaten Bekasi turun di cabang olahraga angkat berat.
Sejatinya, Teguh pun berupaya untuk menembus Peparnas lewat angkat berat. Namun, karena kelasnya sudah habis, ia pun bergeser ke nomor kursi roda di cabang olahraga atletik. “Saya baru menggeluti kursi roda pada Februari awal tahun ini. Lalu, pada bulan lima (Mei), saya dipanggil untuk mengikuti pemusatan latihan,” jelas Teguh.
Keseriusannya dalam berlatih sebenarnya memang tak lepas dari cita-cita Teguh yang ingin menjadi seorang olahragawan. Dengan menggeluti fitness, Teguh rupanya mulai mendapatkan kemampuan lain di bidang olahraga yakni sebagai atlet angkat berat.
Namun ia sempat gamang untuk melanjutkan cita-citanya. Soalnya usai Porda 2014, Teguh dihadapkan pada dua pilihan yang sangat sulit, melepas pekerjaan atau tak lagi meneruskan sebagai olahragawan.
“Waktu itu (2015), saya lagi kerja. Karena Peparnas sebentar lagi, dan saya harus berlatih, ya saya harus memilih. Akhirnya saya memilih olahraga. Pekerjaan pun berhenti,” ungkap Teguh.
Meskipun demikian, dukungan tak henti-hentinya mengalir dari keluarga Teguh mulai dari orang tua yang selalu memberi doa sampai kakak yang selalu memberikan yang terbaik. “Tapi motivasi yang lebih utama itu datang dari diri saya sendiri untuk bisa mendapatkan prestasi yang lebih tinggi,” tukasnya.
Teguh pun bercerita bahwa untuk berlatih di Bandung, ia harus mengumpulkan modal dari atas apa yang telah ia raih. Meski sempat berlatih untuk angkat berat, tapi rezeki Teguh ternyata hadir di atletik. “Karena saya suka fitness, katanya ada pengaruh kalau ke balap kursi roda. Tenaga sudah ada, tinggal teknik yang perludikembangkan,” ucap Teguh.
Ia pun mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang telah membimbingnya dalam banyak hal hingga kini. “Beruntung banget bisa masuk Peparnas. Karena dari Gubernur, dan semua pihak yang ada di belakang telah mendukung dan memfasilitasi kami para difabel,” ucap Teguh.