Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungAtasi Banjir Cieunteung, BBWS Citarum Ajukan Rp100 Miliar ke APBN

Atasi Banjir Cieunteung, BBWS Citarum Ajukan Rp100 Miliar ke APBN

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Yudha Mediawan
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Yudha Mediawan

BALEENDAH – Penanganan banjir yang sering terjadi di Kampung Cieunteung, Kelurahan/Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung terus dilakukan. Kali ini Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) mengajukan anggaran ke APBN 2017 untuk pengadaan lahan kolam retensi banjir di Kampung Cieunteung sebesar Rp 100 miliar.

Kepala BBWS Citarum Yudha Mediawan mengungkapkan saat ini sebagian pembebasan lahan sudah dilakukan dan ditargetkan semua lahan sudah bisa dibebaskan pada 2017.

“Memang saat ini sudah ada daftar nominatif untuk dilakukan pembayaran pembebasan lahan ini. Meski demikian, kami masih menunggu daftar nominatif tersebut secara keseluruhan,” ungkap Yudha kepada wartawan di bantaran Sungai Citarum, Desa Rancamanyar, Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung, Kamis (27/10).

Target pembebasan lahan pun akan sama dengan mengalirnya anggaran dari pemerintah pusat yakni di tahun 2017. “Anggaran ini kita disediakan pada 2017 untuk pembayaran pembebasan lahan yang ada di Cieunteung. Dengan anggaran Rp 100 miliar untuk pembebasan lahan dan diharapkan bisa tuntas di tahun 2017,” terangnya.

Mengenai pembebasan lahan milik PT KAI yang ditempati warga di RW09 Kampung Cieunteung, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada PTKAI dan sudah dilakukan koordinasi. “Kita tidak bisa melakukan pembayaran pembebasan lahan bagi warga yang di luar lahan PT KAI. Kalau kami membayar ganti rugi bagi warga yang menempati lahan PT KAI, berarti kami menyalahi aturan. Penggantian bangunan yang menempati lahan PT KAI itu kita serahkan ke PT KAI selaku pemilik lahan,” tegasnya.

Disinggung mengenai upaya penanganan banjir yang kerap terjadi di kawasan Kabupaten Bandung seperti di Kampung Cieunteung dan sekitarnya, Yudha menjelaskan, hal itu disebabkan adanya genangan lokal, selain luapan Sungai Citarum.

Penanganan banjir di Citarum hulu, lanjut Yudha, dilakukan langkah struktural dan non-struktural. Upaya struktural bisa dilakukan melalui cara pembangunan konstruksi, sedangkan upaya non-struktural salah satunya dilakukan melalui penghijauan.

“Seperti di Baleendah itu kombinasi antara genangan lokal dan luapan Citarum. Kalau genangan lokal seperti aliran air dari Cigado bisa ditangani oleh Folder Cieunteung dan Floodway Cisangkuy,” ungkapnya. Namun ditegaskan Yudha dengan dibangunnya kolam retensi dan Folder Cienteung setidaknya bisa mengatasi banjir yang menjadi langganan di kawasan tersebut.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img