BANDUNG – “Siapa kita? (Indonesia), Indonesia,? (Milikku). Indonesia? (Milikmu). Indonesia,? (Milik kita bersama). Bhineka Tunggal Ika, Merdeka!” Begitu pekikan bersahut-sahutan, antara Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan bersama lautan massa yang memadati Lapang Gasibu Bandung, Rabu (30/11/16).
Dengan berapi-api Gubernur menyampaikan orasinya tentang empat pilar kebangsaan pada acara yang mengusung semangat Nusantara Bersatu itu. Aher menekankan perlunya masyarakat menyadari keanekaragaman yang ada di Bumi Pertiwi dan menganngapnya sebagai sebuah kekayaan yang tidak dimiliki bangsa lain.
“Negeri ini ditakdirkan menjadi negeri yang paling beragam. Tetapi luar biasa, meskipun beragam, kita semua bersepakat, founding father kita bersepakat untuk menyatakan kita sebagai satu bangsa satu tanah air dengan satu bahasa persatuan yaitu? (Indonesia),” lagi-lagi pekik Aher dijawab antusias massa yang hadir.
“Rela tidak kalau ada bagian dari bangsa ini yang keluar? (tidak!) Rela tidak kalau ada bagian dari pulau ini ada yang direbut orang? (tidak!). Apakah kita siap mempertahankan pulau-pulau kita? (siap!)”
Aher lalu mengupas nilai-nilai yang terkandung dalam empat pilar kebangsaan yang dimulai dengan Pancasila “Founding Father kita Sukarno-Hatta dan para pahlawan sungguh luar biasa mampu mempersatukan dari Sabang sampai Merauke. Bersatu dengan pilar kebangsaan dan kenegaraan kita. Kita bersatu dan bersepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara.? (betul!)” seru Aher yang didampingi Kapolda Jabar, Pangdam III Siliwangi, Ketua DPRD Jabar, serta Muspida dan pimpinan lintas agama.
“Kita harus sampai pada sebuah komitmen, bahwa Pancasila sudah final sebagai dasar negara? (setuju!). Sebagai bangsa yang berketuhanan yang Maha Esa. Sebagai bangsa yang adil dan beradab. Sebagai bangsa yang menjunjung Persatuan Indonesia, sebagai bangsa yang ingin menyelesaikan segala persoalan dengan kebersamaan dan musyawarah dengan tujuan untuk keadilan bagi seluruh masyarakat Indonesia,” sebut Aher dengan lantang.
“Hebat! Masyarakat hapal Pancasila. Saya bangga punya rakyat Jawa Barat seperti ini!” puji Aher usai meneriakan teks Pancasila bersama warganya.
“Kita menghadirkan aturan konstitusi. Walaupun aturan undang-undang sudah diamandemen sebanyak empat kali, tapi kita punya kesepakatan kalau pembukaannya tidak boleh diamandemen. Berarti tatanan kenegaraan kita sudah disepakati dengan aturan konstitusi yang bernama Undang-undang Dasar 1945”, tutut orang nomor satu di Tanah Pasundan ini.
Aher kemudian melanjutkan orasinya dengan membahas poin NKRI. “Ketiga, dengan keragaman yang luar biasa tersebut, pulaunya 17 ribu, suku bangsanya ribuan, bahasanya ratusan, kita harus mengikatkan diri dengan menjadi sebuah negara dengan bentuk kesatuan. Oleh karena itu founding father kita, semua kita bersepakat, negara kita adalah Negara Kesatuan Republik? (Indonesia!)”, seru Gubernur dan disambut dengan pekikan “Merdeka!” oleh massa. “NKRI adalah harga diri sekaligus harga mati bagi kita semua!” tandasnya menggugah massa.
Pemimpin Gedung Sate ini kemudian merangkum segala perbedaan Nusantara dalam poin Bhineka Tunggal Ika.”Negeri ini ditakdirkan menjadi yang paling beragam di atas muka bumi. Oleh karena itu dengan keberagaman yang ada. kita tetap satu yaitu Indonesia, beragam, betul? (Betul!). Pulau yang banyak, suku bangsa yang banyak, iya! tetapi satu dalam Bhineka Tunggal Ika” tegasnya.
Aher kemudian menyampaikan keberagaman adalah fitrah dan takdir dari Tuhan dan memandang perbedaaan adalah keindahan, keberagaman adalah kesimpulan. Namun dengan dalil pakar dia mengatakan bahwa dalam perbedaan tersebut masih lebih banyak persamaan yang akan membuat kita untuk tetap menjaga persatuan NKRI.
“Menurut pakar, sekalipun sebanyak apapun perbedaan tetap persamaannya lebih banyak. Oleh karena itu kita harus bersatu, menyatu, bersama dalam bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia” seru Aher di akhir pidatonya.