CIMAHI – Sebagai pelaku usaha, tentu tidak asing lagi bagi Calon Wali Kota Cimahi Nomor Urut 3 Ajay M Priatna berhubungan dengan para pekerja atau buruh. Sebagai Direktur Utama PT. Trisakti Manunggal Perkasa Internasional, nyaris saban hari Ajay berkomunikasi dengan pekerja.
Bagi Ajay, hubungan antara pemerintah dengan buruh mestinya seperti hubungan antara bapak dan anaknya. Begitu pula yang ia terapkan dalam menjalankan usahanya, dalam berhubungan antara direksi, manajemen dan karyawan, Ajay berupaya untuk membentuk sebuah keluarga besar di perusahaannya.
“Bagi saya hubungan antara buruh dengan pemerintah itu harus seperti hubungan bapak dengan anaknya. Saya ini pelaku dunia usaha. Saya juga sudah paham apa keinginan karyawan. Saya pun memperlakukan karyawan di perusahaan saya sebagai mitra,” ungkap Ajay kepada Balebandung.com usai Deklarasi Dukungan Buruh Se-Kota Cimahi di Alun-alun Cimahi, Sabtu (7/1/17).
Jika ada persoalan antara karyawan dengan perusahaan, kata Ajay, hal itu bisa dibicarakan sebab menurutnya semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Menurutnya, dalam mengambil keputusan di perusahaan, yang terpenting azas adil proporsional terpenuhi antara perusahaan dan pekerja.
“Kuncinya komunikasi yang baik. Kalau ada permasalahan ya, kita hadapi, jangan malah lari. Sebab semua permasalahan pasti ada jalan keluarnya kalau bisa komunikasi yang baik,” tandasnya.
Begitu pula jika dirinya terpilih sebagai Walikota Cimahi, ia akan menciptakan sinergitas antara pemerintah dan buruh dalam membangun Cimahi Baru yang lebih baik.
“Sinergitas antara walikota dengan kaum buruh di Cimahi, ciptakan hubungan seperti antara bapak dan anak. Bersedia mendengar apa yang diaspirasikan kaum buruh, jangan malah menghindar dari buruh,” kata dia.
Ia pun akan mencairkan hubungan antara buruh dengan Pemkot Cimahi yang selama ini dianggap membeku bagi para buruh.
“Kebekuan atau ketidakharmonisan hubungan itu karena komunikasi yang tidak jalan. Misalnya para buruh minta beraudiensi dengan Pemkot Cimahi tapi tidak pernah diterima, akhirnya ada kebuntuan komunikasi. Hal seperti itu harus kita hindari,” terang Ajay yang suda 22 tahun berkecimpung dunia usaha ini. [iwa]