BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan lagi-lagi menegaskan hingga kini Provinsi Jawa Barat dalam keadaan aman dan kondusif. Semua elemen masyarakat diminta harus menjaga ketentraman yang ada di wilayahnya ini dalam bentuk perilaku dan persaudaraan yang kuat.
Aher kembali mengungkapkan komitmennya ini dalam pertemuan dengan perwakilan ormas yang ada di wilayah Jawa Barat di Ruang Lokantara Gedung Sate, Jumat (20/1/17). Menurutnya, warga Jawa Barat harus menjadi pelopor ketenteraman nasional. Ketenteraman di Jawa Barat akan berpengaruh secara nasional, karena hampir 20% penduduk di Indonesia ada di Jawa Barat.
“Semua ada pada kesepahaman yang sama, yaitu bagaimana kita secara bersama-sama berkomitmen menjaga Jabar kondusif, Jabar akur, Jabar damai, Jabar tentram. Itu yang kita inginkan,” tandas Aher di hadapan belasan perwakilan ormas, seperti Pemuda Pancasila, Pemuda Muhammadiyah, Forum Komunikasi Putra-Putri Baret Merah, LSM Penjara, KSBI, KAMMI, Bodas Peka, ICMI, Laskar Jabar, Gema Keadilan, dan lainnya.
“Oleh karena itulah, kita sebagai warga Jawa Barat harus menjadi pelopor di NKRI ini dan Bandung selalu jadi pelopor. Pelopornya bukan hanya nasional sekaligus pelopor internasional. Karena suara gemuruh, gelora kemerdekaan Asia-Afrika, bangsa-bangsa terjajah itu bergelora di Bandung,” kata Aher.
Aher pun mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk menjaga situasi kondusif di Jawa Barat dalam bentuk perilaku. Perilaku ini bisa dituangkan dalam bentuk saling menghortmati dan mencintai satu sama lain, seperti dalam kalimat luhung masyarakat Tanah Pasundan “silih asah, silih asuh, silih asih, silih wawangi”.
“Kesepahaman Jabar Kondusif itu mari kita tuangkan dalam bentuk perilaku, yaitu perilaku saling hormat-menghormati, saling harga-menghargai, saling mencintai satu sama lain, dan kalimat-kalimat saling itu kumpul dalam sesanti luhung masyarakat Sunda, masyarakat Jawa Barat; silih asah, silih asuh, silih asih, silih wawangi,” ajak Aher.
Gabungan ormas yang hadir pada kesempatan ini juga mendukung situasi kondusif di Jawa Barat ini dalam #JabarKondusif. Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jabar Iu Rusliana meminta kepada Gubernur Jawa Barat – sebagai kepala daerah – agar bisa mengkoordinasikan situasi kondusif tersebut, sehingga bisa mencegah potensi konflik yang mungkin terjadi di masyarakat.
“Kami juga menyepakati bahwa kami semua akan menahan diri, tidak ikut memprovokasi juga terprovokasi. Karena ini potensinya sangat luar biasa saya kira. Tentu saja ini komitmen luar biasa, bahwa dari awal forum antara ormas keislaman dan ormas nasionalis,” tutur Iu.
Dengan tegas, gabungan ormas Jabar ini juga menentang segala bentuk konflik dan kepentingan politik nasional agar tidak dibawa ke Jawa Barat. Karena menurut Iu, secara geopolitik Jawa Barat sangat strategis, sehingga apabila terjadi gejolak di Jawa Barat, akan berdampak pada situasi politik nasional.
“Jabar Akur, Jabar Kondusif, Jabar Aman, Jabar Damai. Kita bersama-sama tadi menguatkan dan memohon kepada para elit politik nasional, bahwa tolonglah jangan ditarik konflik itu ke Jabar, jangan sampai dibawa ke Jabar. Kenapa? Karena Jawa Barat ini secara geopolitik sangat strategis, kalau Bandung bergejolak saya kira efeknya luar biasa kan ke nasional,” kata Iu.