BALEENDAH – Wayang Golek merupakan seni budaya warisan leluhur yang penting. Selain sebagai sarana hiburan dan dakwah bagi masyarakat, tentunya makna edukasi sosial pada wayang golek memiliki kedalaman falsafah yang sangat luar biasa.
Karaktek kasundaan dalam bentuk Silib, Siloka, Sindir-Sampir, dan Sasmita terdapat dalam penuturan cerita wayang yang dilakukan oleh para dalang yang bijaksana. Demikian juga wayang adalah seni budaya yang lengkap mewadahi berbagai kreasi seni yang ada; seni rupa dalam bentuk kerajinan pembuatan wayang, seni tari, pencak silat, nembang, seni musik, dan unsur seni lainnya.
Dalam kesempatan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Anggota MPR, Dadang Rusdiana dari Fraksi Hanura, digelar lakon wayang Golek “Kidung Anoman Kuntala” dengan dalangnya Kiki Subasrana Sunarya, Putra Giriharja 5, di Yayasan Giri Harja 5, Kelurahan Jelekong, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Sabtu (18/2/17).
“Dalam kondisi bangsa yang sedang mengalami ancaman integritas karena adanya isu-isu sara yang dikembangkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, maka peran seni dalam rangka memperhalus budi pekerti sangat dibutuhkan,” ungkap Kang Darus, sapaan Dadang Rusdiana, dalam sambutannya.
“Maka tentunya perlu dikembangkan inovasi pagelaran wayang yang mampu menarik minat masyarakat semua kalangan, sehingga misi yang diemban oleh seni wayang golek akhirnya dapat diterima pula oleh masyarakat,” imbuh Darus.
Dalam acara yang mirip ruwatan tersebut dalang senior Giriharja 5, Iden Subasrana Sunarya melakukan “lengser keprabon madep pandito,” dan memberikan misi Giriharja 5 kepada putranya tersebut. Prosesi tersebut sekaligus sebagai bagian dari pengukuhan Yayasan Giri Harja 5 dengan binaan langsung Dadang Rusdiana sebagai Ketua Dewan Pembina.