SOREANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tingkatkan time response penanggulangan bencana (PB) melalui simulasi penanganan bencana gempa.
Kepala Pelaksana BPBD Kab Bandung Drs. H. Tata Irawan Subandi menerangkan simulasi ini sebagai upaya meningkatkan kesiapsiagaan dini dalam PB gempa, dengan memfokuskan pada pelayanan cepat dan tepat.
“Simulasi ini dilakukan untuk meningkatkan time response PB gempa. Sejauhmana kami bisa menangani gempa dengan memaksimalkan kekuatan yang ada, baik dari segi personil, alat, maupun skill,” terang Tata saat gelar simulasi PB Gempa, di pelataran Kantor BPBD di Soreang, Rabu (26/4/17).
Tata menuturkan, dari 31 kecamatan, Kabupaten Bandung memiliki 16 titik kawasan rawan banjir, 22 titik rawan longsor, dan beberapa titik rawan gempa. Sehingga diperlukan sekali kesigapan dan respon yang cepat dari pemerintah.
Sesuai dengan kapasitas yang ada, BPBD memiliki fungsi komando dan koordinasi dalam PB. Namun saat di lapangan BPBD pun seringkali melakukan teknis PB bersama perangkat daerah (PD) yang menangani kebencanaan.
“Wilayah kita memiliki geografis yang rawan bencana. Maka selain menjalankan fungsi BPBD sebagai koordinasi dan komando, kesiapsiagaan seperti ini tentu sangat diperlukan. Melalui simulasi, diharapkan PB bencana apapun bisa ditangani dengan maksimal,” imbuh Tata.
Lebih lanjut Tata menjelaskan, dalam pelaksanaannya PB bencana akan melibatkan 3 elemen yakni pemerintah, masyarakat dan para pelaku usaha. Menurutnya sinergitas ini diharapkan bisa ikut meningkatkan time response PB, terutama bisa sebanyak mungkin mengurangi derita sesama.
“Ketiga elemen dalam PB diharapkan bisa meningkatkan pelayanan PB secara maksimal, terutama untuk mengurangi korban, derita, dampak, kerugian dan kerusakan yang terjadi,” urai Tata.
Bertepatan Hari Kesiapsiagaan Bencana 26 April, Asisten Pemerintahan H. Yudhi Haryanto, SH.,SP1 berharap dari simulasi yang dilakukan tersebut PB yang selama ini dilakukan pada saat bencana bisa lebih maksimal. Apalagi kalau sudah didukung dengan peralatan yang sangat memadai.
“Saya harap setelah simulasi ini dilakukan, akan ada peningkatan PB di lapangan. Apalagi mulai dari pra bencana dengan berbagai alat pencegahan dini, tanggap darurat , dan pasca bencana serta kesiapan personil sudah sangat memadai,” imbuhnya.
Setelah menyaksikan simulasi yang berdurasi 30 menit itu, Yudhi mengapresiasi apa yang dilaksanakan oleh BPBD di mana simulasinya dibuat nyata seperti keadaan sebenarnya.
Ia menyimpulkan dalam PB gempa ini kesigapan personil sangat diperlukan. Adanya koordinasi yang jelas juga tindakan teknis yang tepat sesuai dengan kapasitas bencana yang terjadi.
“Dalam satu tim yang kompak, mereka semua membagi tugas dan menyelamatkan korban secara tanggap, sehingga korban mampu terselamatkan dengan baik. Koordinasi dari pengambil kebijakan juga sangat mempengaruhi tindakan yang selanjutnya akan dilakukan,” tandas Yudi._Vita