SOREANG – Jelang masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di sekolah negeri berbagai tingkatan, anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung Osin Permana meminta semua pihak mematuhi aturan yang berlaku. Jangan lagi ada kabar tak sedap soal siswa titipan pejabat dan istilah membeli bangku (uang sogok).
“Saya ingatkan kepada para Kepala Sekolah (Kepsek) PPDB itu kan awal penerimaan siswa, sudah seharusnya menjaga dan mengedepankan koridor moral. Jadi jangan mau kalau dititipi atau ada upaya suap agar meloloskan calon siswa yang tidak memenuhi kriteria. Bertindaklah sesuai peraturan bupati (Perbup),” kata Osin kepada wartawan, Kamis (1/6/17).
Kehati-hatian para Kepsek saat pelaksanaan PPDB ini, kata Osin, juga saat dibukanya jalur bina lingkungan untuk calon siswa dari sekitar sekolah. Menurutnya harus dilakukan lebih selektif lagi, jangan sampai program ini malah jadi peluang oknum-oknum tertentu untuk memasukan calon siswa yang sebenarnya bukan warga sekitar sekolah.
“Jangan sampai bina lingkungan ini malah disusupi kepentingan tertentu. Karena memang peluang terjadinya penyimpangan sangat memungkinkan, nah Kepsek atau panitia PPDB di sekolah harus berani tegas menolak,” tandas Osin.
Pihaknya pun mengimbau kepada para pejabat, politisi dan orang-orang yang memiliki akses terhadap kekuasaan, agar tidak memanfaatkan pengaruhnya untuk meloloskan calon siswa. Karena tindakan seperti itu, sebenarnya pejabat atau politisi tersebut tengah mengajarkan praktik kecurangan, tindakan korupsi serta ketidakjujuran pada anak-anak.
“Tindakan titip menitip, jual beli bangku dan praktik kotor lainnya dalam PPDB adalah bibit awal kecurangan, korupsi, ketidakjujuran yang kita tanamkan dalam jiwa anak-anak. Jadi, saya mohon pada pejabat, politisi dan lainnya, jangan gunakan pengaruhnya untuk turut campur dalam PPDB, itu sama dengan menanamkan bibit keburukan pada anak-anak,” ucapnya.
Tak hanya itu saja, lanjut Osin, para orang tua yang memaksakan agar anak-anaknya bisa diterima di sekolah negeri. Dengan menempuh segala cara, seperti membeli bangku, menitipkan anaknya kepada pejabat atau politisi tertentu. Sebenarnya itu bentuk kasih sayang orang tua yang tidak pada tempatnya. Justru orang tua seperti ini tengah mengajarkan anak-anaknya untuk berbohong, tidak jujur serta belajar untuk menjadi koruptor.
“Ini bentuk kasih saya orang tua pada anaknya yang tidak pada tempatnya. Seharusnya, ketika anaknya memang tidak sesuai kriteria yang ditetapkan suatu sekolah, sebaiknya cari yang lain. Dari pada mengajarkan anak-anak kita sendiri untuk berbuat tidak jujur,” pungkasnya.