BANDUNG – Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyerahkan sertifikat kelulusan kepada 33 ulama yang telah dinyatakan lulus mengikuti pendidikan kader ulama angkatan pertama yang digelar Majelis Ulama Indonesia Jabar, di Hotel Asrilia Kota Bandung, Senin (10/7/17).
Ke-33 peserta tersebut merupakan perwakilan dari para pengurus MUI se-Bandung Raya yang meliputi Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaen Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang serta MUI Provinsi Jabar. Total peserta yang mengikuti pendidikan kader ulama selama 6 bulan tersebut adalah sebanyak 36 orang.
Wagub Demiz menuturkan, peserta pendidikan bagi kader ulama ini perlu ditambah jumlahnya setiap tahunnya. Ia menilai 36 peserta yang ikut pada tahun ini berasa masih sedikit.
“Saya kira sedikit kalau setahun cuma 33 orang, mestinya banyak. Mudah- mudahan tahun depan ada anggaran yang lebih baik,” tuturnya.
Deddy mengungkapkan, pendidikan bagi kader ulama ini sangatlah penting apalagi diikuti oleh ulama-ulama yang masih muda yang sanggup untuk pergi kemanapun dalam melakukan pencerahan dan memiliki pengetahuan islam yang moderat.
“Saya kira ini sangat penting apalagi maraknya faham-faham radikal, pornografi, narkoba, jadi perlu banyak kader ulama. Apalagi yang masih muda bisa kemana-mana mereka memberikan pencerahan kemudian dia juga islam moderat, kan harus ada pengetahuan-pengetahuan lain yang dipelajari,” ungkap Deddy.
Maraknya ujaran-ujaran kebencian, fitnah dan ghibah di media sosial pada era citizen journalism saat ini hanya mampu ditangkal oleh kesadaran keimanan dari setiap orang. Untuk itu peran ulama untuk berada di tengah-tengah masyatakat sangatlah diperlukan.
“Di era citizen journalism begitu banyak hal yang bersifat ghibah, fitnah yang perlu ditepis hanya dengan iman. Makanya penting sekali ulama berada di tengah-tengah masyarakat dimanapun berada,” tandasnya.
Ketua Bidang Penelitian dan Pengkajian MUI Pusat Abdurahman mengatakan, pendidikan bagi kader ulama ini bertujuan mewujudkan kader ulama yang memiliki integritas yang handal dalam bidang akidah, akhlak, nasionalisme tinggi serta kompetensi keilmuan secara terintegrasi.
“Ini untuk menghadapi problem kehidupan umat di masa yang akan datang, itulah komitmen utama kami,” kata Abdurahman.
Sementara misi yang diembannya adalah menyelenggarakan program kaderisasi ulama secara intensif yang diarahkan pada penguasaan ilmu-ilmu dasar keislaman seperti alquran, tafsir hadist dan fikih. Juga diarahkan pada penguasaan tentang tantangan pemikiran islam kontemporer yang berasal dari ideologi, metedeologi dan filsafat barat.
“Kemudian mewujudkan peran MUI sebagai pelayan umat, sekaligus juga sebagai mitra strategis pemerintah di dalam wilayah NKRI. Dua misi itulah yang menjadi komitmen kami dalam menyelenggarakan pendidikan kader ulama ini,” jelasnya.
Untuk mendukung hal tersebut, materi kajian yang prioritaskan pada pendidikan kader ulama ini adalah bahasa arab, studi alquran, ulumul quran dan tafsir, studi hadist, fikih dan umul fikih, integrasi akidah dan syariah serta pemikiran islam kontemporer.