BANDUNG – Pemerintah Kabupaten Bandung mendapat penghargaan sebagai Juara I Pemerintah Kabupaten/Kota yang menyediakan dana sharing untuk Program Keluarga Harapan (PKH) terbesar di Jawa Barat. Penghargaan tersebut diserahkan langsung Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan kepada Bupati Bandung Dadang Naser, pada Annual Summit PKH Jabar 2017 di Gedung Sabuga Bandung, Rabu (26/7/17).
Sementara Juara II oleh Kabupaten Bogor dan Juara III Kabupaten Sukabumi. Selain itu penghargaan juga diberikan kepada pendamping PKH yang berprestasi untuk 3 wilayah koordinasi di Jawa Barat.
Gubernur Jawa Barat mengapresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh pendamping, operator serta koordinator PKH, atas kinerja yang telah ditunjukkan sampai sejauh ini.
“Program PKH ini harus terus didorong, karena pada hakekatnya kita ingin membangun Indonesia ini untuk seluruh lapisan masyarakat,. Kita ingin pertumbuhan dan kemajuan ekonomi seiring dan sejalan dengan pemerataan ekonomi,” kata Aher dalam sambutannya.
Aher menyebutkan, dengan banyaknya investor, maka lapangan kerja di Jawa Barat semakin luas, namun pada saat yang sama jumlah keuntungan yang dinikmati para investor jauh lebih besar dibandingkan dengan pajak yang diterima negara dan juga penghasilan yang dinikmati para pegawai atau pekerja.
“Untuk itu ke depan investasi harus didorong menjadi padat karya, kemudian masyarakat didorong untuk menjadi pengusaha-pengusaha baru yang mudah-mudahan lahir dari tangan dingin para pendamping PKH,” ucapnya.
Setiap tahun, lanjut Aher, pemerintah pusat menyalurkan Rp. 4 triliun untuk rastra dan Rp. 1,9 triliun untuk PKH yang dinikmati 1,3 juta keluarga di Jawa Barat. Menurutnya merupakan keberhasilan yang paling tinggi dibanding program-program lainnya.
“Terimakasih kepada semua pihak yang berusaha bersama-sama dengan pemerintah dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial, termasuk dalam masalah ketidakberdayaan masyarakat secara ekonomi,” pungkas Aher.
Bupati Bandung Dadang Naser sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan PKH Kabupaten Bandung. Bagaimana PKH menggunting mata rantai kemiskinan melalui pendidikan dan kesehatan. Selain itu, bupati berharap agar inovasi dan kreativitas lebih ditingkatkan lagi untuk mengembangkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
“Terkait dengan KUBE, saya ingin PKH betul-betul fokus pada bagaimana menyelesaikan kemiskinan dengan kemandirian. Dan kemandirian itu sendiri tidak lepas kaitannya dengan pengembangan ekonomi,” pesan bupati.
Dengan adanya pemasaran online, Dadang menghimbau agar PKH bisa melakukan komparasi melalui media internet dan memikirkan produk-produk apa saja yang bisa dipasarkan secara internasional dan dijadikan ciri khas Kabupaten Bandung seiring dengan perkembangan di sektor pariwisata.“Ketika industri pariwisata berkembang, maka otomatis beragam bisnis pun akan berkembang,” kata dia.
Saat meninjau stand pameran yang memeriahkan acara Annual Summit ini, bupati tertarik pada stand Kabupaten Bandung yang menyajikan gula aren yang dibuat menjadi gula semut.
“Pasar untuk gula semut ini saya rasa relatif luas, para penikmat kopi dewasa ini cenderung lebih memilih mengkonsumsi kopi dengan gula aren dibanding dengan gula putih. Untuk itu hotel-hotel dan kafe-kafe pasti banyak yang membutuhkan produk gula semut ini,” ungkap Dadang.
Menurutnya pendamping PKH harus jeli melihat KPM (Keluarga Penerima Manfaat) yang menjadi produsen suatu produk. Selain itu ia menghimbau para pendamping PKH agar tetap berkoordinasi dengan instansi pemerintah.
“Misalnya ada anak yang ingin melanjutkan sekolahnya ke luar negeri sambil bekerja, PKH harus bekerjasama dengan Disnaker, untuk KPM yang rumahnya tidak layak huni, PKH bekerjasama dengan Disperkimtan dan juga dinas-dinas lainnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi KPM di lapangan,” pungkas Dadang.