SOREANG – Kerjasama Pemerintah Kabupaten Bandung dengan Save The Children akan terjalin kembali. Kali ini fokus program yang akan disokong melalui pendanaan IKEA Foundation ini menyasar pada perlindungan terhadap kekerasan perempuan dan anak.
Asisten Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat H.Marlan,S.Ip.,M.Si menyambut baik kerjasama tersebut. Menurutnya program yang sudah dilakukan untuk perlindungan perempuan dan anak melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Bandung akan sangat terdukung.
“Dengan terjalinnya kerjasama ini, pastinya aksi P2TP2A akan maksimal dalam menjalankan misinya, di samping integrasi dinas terkait, ” ucap Marlan di Rumah Dinas Bupati Bandung di Soreang, Selasa (8/8/17).
Dia berharap tujuan utama menyelamatkan generasi bangsa, khususnya anak-anak Kabupaten Bandung bisa terwujud maksimal.”Melalui berbagai program yang mendukung pemberdayaan anak-anak saat ini, saya harap kasus bisa terungkap dengan penanganan profesional hingga pemulihan,” tandasnya.
Sementara Sekretaris P2TP2A Maman Koswara mengungkapkan, dari data yang terhimpun semester 1 tahun 2017 sudah tercatat 110 kasus. Hal tersebut menurutnya merupakan keberhasilan tim pendamping dalam pengungkapan. “Semester 1 tahun ini sudah tercatat 110 kasus, dan ini merupakan keberhasilan tim di lapangan,” ucap Maman.
Dengan kehadiran IKEA Foundation dari Swedia itu, Maman menyampaikan harapan terkait peningkatan SDM pendamping. Menurutnya P2TP2A membutuhkan tenaga terlatih yang profesional dalam penanganan kasus.
“Saya ingin kerjasama ini menghasilkan profesional pendamping yang handal, dan yang terpenting nantinya harus ada piloting perlindungan terpadu berbasis masyarakat di tingkat desa,” harapnya.
Menanggapi hal tersebut, Regional Education Advisor (Asia) International Programme Els Heijnen menjelaskan, kerjasama tersebut adalah proyek fase kedua yang akan berlangsung sampai akhir tahun 2018. Pihaknya sudah berdiskusi dengan IKEA Foundation untuk melanjutkan kerjasama di Indonesia.
“Indonesia adalah negara fokus IKEA Foundation. Mungkin kami akan mengembangkan lebih jauh pada pendidikan inklusif, khususnya melihat pendidikan untuk mewujudkan SDG,” ungkap Els.
Els menuturkan, berkaitan dengan program yang fokus pada anak-anak, pihaknya berharap pembelajaran terhadap lingkungan dan pemanfaatan planet, juga mengenai pendidikan.
“Kita akan memastikan bukan hanya anak yang bersekolah di sekolah umum, tapi juga semua anak, baik anak miskin, anak berkebutuhan khusus (disabilitas), anak kaum minoritas. Kita perlu lebih inklusif dalam isu tersebut dan juga perlu melihat ke depan apa yang akan kita lakukan pada generasi berikutnya di Indonesia,” tandasnya.