BANDUNG – Panglima Kodam III Siliwangi Mayjen TNI Doni Monardo menyatakan pihaknya membuka diri untuk bersama-sama turun membangun formulasi dalam merumuskan solusi persoalan Sungai Citarum.
“Kami membuka diri untuk menerima segala masukan, tanggapan dan harapan dalam penyelesaian permasalahan Sungai Citarum. Kita tidak berperang dengan senjata, tapi bagaimana kita berperang untuk menjaga ekosistem dari kerusakan,” tandas Pangdam saat silaturahmi jajaran Kodam III Siliwangi bersama pegiat lingkungan di Aula Siliwangi Makodam III Siliwangi Kota Bandung, Senin (20/11/17).
Pangdam mengungkapkan, momen pertemuan yang dihadiri lebih dari 60 pegiat lingkungan, jajaran Pemerintah Provinsi Jabar, Kabupaten/Kota Bandung, dan Cimahi tersebut akan mengintegrasi pola yang sudah dilakukan oleh masing-masing, dalam upaya penanganan masalah Citarum.
“Momentum yang baik untuk semua terhadap penanganan Sungai Citarum. Masyarakat sunda telah memberikan warna tersendiri terhadap air. Sejak tahun 2016 kami bekerjasama dengan Pemprov Jabar untuk penanganan kerusakan DAS Citarum,” ucapnya.
Pangdam menandaskan, negara harus memikirkan ekosistem. Kodam sudah memberikan pandangan tentang perlunya keseimbangan hidup, hubungan manusia dengan Tuhan, sesama dan alam. “Tapi tidak mungkin semuanya berhasil tanpa dukungan masyarakat sendiri, karena bahaya kerusakan ekosistem jumlah korbannya lebih banyak,” tukas Doni.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat Dr. Ir. Anang Sudarna., M.Sc PhD mengungkapkan, gerakan penyelamatan lingkungan di hulu harus dikuatkan, untuk menjamin keberlanjutan pembangunan lingkungan hidup dan ekosistem.
“Lingkungan memiliki relasi yang sangat kuat dengan sumber keberlanjutan air, pangan, energi, kesehatan, dan kualitas udara. Artinya, jika terjadi masalah lingkungan hidup, maka akan pengaruh pada segala ekosistem, termasuk bencana alam,” terang Anang.
Bupati Bandung H.Dadang M.Naser,SH,S.Ip.,M.Ip berharap Kodam III Siliwangi jadi lembaga yang mengkoordinasikan semua pihak untuk menjalankan perannya juga mensinergikan program, sehingga lahir formulasi solusi untuk masalah Citarum.
“Sekian lama menjadi masalah utama banjir Kabupaten Bandung, di Sungai Citarum dari hulu ke hilir sudah dilakukan berbagai program. Namun, pemerintah bukan tidak berupaya dalam penanganan masalahnya. Hari kita duduk bersama untuk merumuskan formulasi solusinya,” ungkap bupati.
Lebih lanjut Dadang meyakinkan semua pihak agar konsisten menjalankan perannya selama ini. Walau belum ada perubahan yang signifikan, imbuh bupati, tapi minimal sudah berupaya.
“Kebijakan program prioritas yang akan dikuatkan yakni pengendalian tata ruang, rehabilitasi dan konservasi DAS, penegakkan hukum lingkungan dan program secara massif untuk perubahan perilaku masyarakat dan menumbuhkan kesadaran menjaga lingkungan lebih serius,” pungkasnya.