Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale Kota BandungSelamatkan Anak, Pemkot Benahi Kawasan Kumuh

Selamatkan Anak, Pemkot Benahi Kawasan Kumuh

Slum Area Bandung. by ist
Slum Area Bandung. by ist

BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung memperkuat barisan guna mencegah terjadinya kembali kekerasan seksual kepada anak. Pada rapat rutin pimpinan di Pendopo Kota Bandung, Senin (15/1/18), Wali Kota Bandung M. Ridwan Kamil membahas secara khusus tentang penanganan warga yang berada di wilayah-wilayah kumuh, salah satunya seperti di pinggiran rel kereta api.

Walikota menuturkan, lingkungan kumuh tersebut memberikan beban tersendiri bagi warga yang tinggal di sana. Berbagai isu sosial mungkin muncul di situasi yang keras semacam itu.

“Kami sedang mempersiapkan program khusus revitalisasi sosial lingkungan pemukiman sepanjang rel kereta, untuk memastikan tidak ada isu-isu sosial lingkungan, moral, yang umumnya terjadi di wilayah yang keras, sehingga terjadi kekerasan terhadap anak. Permasalahan moral yang muncul akhir-akhir ini disebabkan oleh kerasnya lingkungan yang mengakibatkan nilai-nilai kehidupan yang positif mungkin agak sulit hadir di sana,” tutur Ridwan usai rapim.

Program tersebut akan fokus pada penyelamatan generasi anak-anak yang banyak tinggal di sana. Salah satu cara yang dipertimbangkan adalah menawarkan lingkungan baru yang lebih memadai bagi tumbuh kembang anak.

“Tapi yang paling fokus anak-anaknya, walaupun generasi orang tuanya agak negatif, minimal kita selamatkan generasi anak-anaknya jangan sampai terbawa negatif,” tandasnya.

Kendati demikian, Ridwan mengakui, mengubah peradaban diperlukan waktu yang panjang. Di dalamnya muncul dinamika-dinamika yang perlu dihadapi, seperti paradigma masyarakat, batasan aturan, hingga persoalan ekonomi dan kemiskinan.

Warga yang tinggal di sepanjang rel kereta, lanjut Ridwan, akan ditangani khusus karena kompleksitas urusan di lingkungan itu. Saat ini tengah dikaji persiapan, dan koordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan penanganan itu dilakukan sesuai dengan aturan. Ia belum menyebutkan secara detil tindakan yang akan dilaksanakan di sana.

“Nanti akan dicek, kalau dia ilegal, akan koordinasi dengan provinsi, apakah APBD Kota Bandung bisa mendanai program sosial kemasyarakatan mereka yang tidak ber-KTP Bandung. Karena Bandung kota migrasi,” kata dia. Laporan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menunjukkan ada migrasi sebanyak 30.000 keluarga ke Kota Bandung dalam 6 bulan di 2017.

Sementara itu, upaya-upaya untuk melindungi anak dan menciptakan suasana yang nyaman bagi anak telah lama dilakukan Pemkot Bandung, termasuk program-program penguatan ketahanan keluarga. Semua itu dilakukan secara terintegrasi oleh berbagai pihak.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Pemberdayaan Masyarakat (DP3APM) Kota Bandung Dedi Sopandi menuturkan, pemerintah kota memiliki meja khusus di Posyandu untuk menangani ketahanan keluarga. Di sana, warga akan diberi pembinaan, mulai dari soal mendidik anak, kesehatan keluarga, hingga ekonomi. “Kita sudah punya instrumen Kredit Bagja, itu untuk bidang ekonomi,” tutur Dedi.

Kredit Bagja merupakan program pemberian dana pinjaman usaha untuk keluarga. Kredit tanpa agunan itu dikelola melalui Posyandu oleh Tim Penggerak PKK Kota Bandung.

Selain itu, perhatian terhadap anak juga diwujudkan dalam fasilitas-fasilitas umum yang ramah untuk anak, mulai dari taman bermain yang tersebar di seluruh wilayah kota sampai Puskesmas Ramah Anak yang mendapatkan penghargaan di tingkat Nasional. Tempat bermain tidak hanya di taman-taman kota. Pemkot juga mendesak tempat-tempat umum seperti pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan Puskesmas.

Bahkan, Pemkot Bandung memberikan ruang kepada Forum Anak Kota Bandung untuk turut merencanakan pembangunan. Mereka dilibatkan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bandung.

Program penguatan mental spiritual anak dilakukan pula melalui Magrib Mengaji. Setiap selesai melaksanakan salat magrib, anak-anak usia sekolah diharuskan berada di masjid untuk diberi penguatan mental dan spiritual. Ada pula program penguatan karakter Bandung Masagi yang memfokuskan pada 4 bidang, yaitu bela negara, cinta agama, cinta lingkungan, dan cinta budaya.

“Program-program itulah yang menghantarkan Kota Bandung dinobatkan sebagai Kota Layak Anak dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak tahun 2017,” kata Dedi.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img