RANCAEKEK – “Sebaik-baiknya harta adalah harta yang dipegang orang sholeh,” kata calon Wakil Gubernur Jabar dari PKS Ahmad Syaikhu saat jadi narasumber tausiyah selepas shalat subuh berjamaah di Masjid Al-Jihad, Kel Kencana, Kec Rancaekek, Kab Bandung, Sabtu (27/1/18).
Syaikhu banyak menjelaskan tentang pentingnya kekuatan ekonomi demi terwujudnya kebangkitan umat Islam. Ia melihat para sahabat Radiyallhuanhum sebagai contoh terbaik dalam membangun etos kerja, sehingga mereka mampu membalikkan kekuatan ekonomi ke tangan umat islam setelah sebelumnya dikuasai yahudi.
“Mereka membangun kekuatan ekonomi bersama dengan orang-orang anshor, yang memegang kendali perekonomian di Madinah al Munawaroh adalah para sahabat,” kata Syaikhu.
Syaikhu menganjurkan umat Islam agar jadi orang kaya. Sebab selain bisa membangun kekuatan ekonomi, orang kaya juga bisa banyak berinfak di jalan Allah. “Dari 10 sahabat yang dijamin masuk syurga, 9 diantaranya adalah konglomerat,” selorohnya.
Harta menurut Syaikhu adalah sesuatu yang keberadaannya sangat istimewa sehingga pada bagiannya disematkan dalil tentang kewajiban berinfak, “wa anfiqu fi sabilillah,” kata Syaikhu mengutip sebagian ayat al Quran sambil menceritakan bagaimana para sahabat berlomba-lomba menginfakan hartanya di jalan Allah.
Syaikhu lalu menceritakan tentang kisah Umar bin Khatab yang menginfakan sebagian hartanya dan Abu Bakar Shidiq yang menginfakan seluruh hartanya. “Padahal saat itu Umar bin Khatab ingin mengalahkan kedermawanan Abu Bakar Shidiq, tapi justru Abu Bakar Shiddiq berinfak dengan seluruh hartanya,” tutur Syaikhu.
Ada juga kisah Utsman bin Affan yang menginfakan 700 ekor unta berikut barang dagangannya pada kaum muslimin di saat muslim paceklik dengan harapan Utsman akan mendapatkan balasan 700 kali lipat dari Allah SWT.
Para sahabat yang berinfak tersebut menurut Syaikhu tidak menjadi miskin atau menjadi peminta, justru tidak lama setelah itu para sahabat mendapatkan kembali keuntungan melalui berdagang.
“Kita harus punya punya life skill seperti Abu Bakar dan Utsman. Jadi, ketika semua harta dikeluarkan hari ini, pergi ke pasar, hari itu juga udah dapat keuntungan lagi,” papar Syaikhu.
Berinfak bagi Syaikhu tidak boleh sampai menyengsarakan. Sehingga bisa juga dilakukan semampunya walaupun tidak meniru persis apa yang dilakukan para sahabat rosul. “Tidak ada itu jadi pengemis, peminta-minta di perempatan jalan gara-gara berinfak,” kilahnya.
Yang penting, sambung Syaikhu umat islam haruslah menjadi kaya agar tidak bergantung pada orang lain. Menjadi kaya dengan meningkatkan pengabdian diri pada Allah SWT salah satunya dengan memakmurkan masjid, juga bekerja dan berprestasi.
“Kita lihat negara Turki yang pemerintahnya mewajibkan shalat subuh berjamaah. Turki sekarang menjadi 12 negara dengan ekonomi yang maju, pembangunan dimana-mana tapi tidak berhutang,” sebutnya.[]