Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale Bandung8 Kecamatan Siap Gelar ORI

8 Kecamatan Siap Gelar ORI

Asisten Pemerintahan Sekertariat Daerah H.Yudhi Haryanto,SH.,SP1 saat Sosialisasi dan Koordinasi persiapan pelaksanaan ORI Difteri,di Aula Gedung Korpri Soreang, Selasa (13/2/18). by Humas Pemkab Bdg

SOREANG – Sebanyak 8 kecamatan di Kabupaten Bandung siap melakukan Outbreak Response Immunization (ORI), sebagai upaya penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) suatu penyakit dengan pemberian imunisasi, yakni difteri.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung dr. H. Achmad Kustijadi,M.Epid mengatakan, ORI Difteri tersebut akan dilakukan di beberapa puskesmas kecamatan diantaranya Kecamatan Soreang, Kutawaringin, Pasirjambu, Margaasih, Banjaran, Paseh, Nagreg dan Kecamatan Cikancung.

“Kita akan lakukan ORI Difteri di 8 kecamatan mulai Senin, 19 Februari 2018. Sasarannya adalah anak usia 1 sampai 19 tahun, dengan volume berbeda-beda. ORI sendiri merupakan strategi untuk mencapai kekebalan individu dan komunitas hingga 90-95%, sehingga KLB difteri bisa diatasi,” jelas Dr Dedi, sapaan Kustijadi, usai Sosialisasi dan Koordinasi persiapan pelaksanaan ORI Difteri, di hadapan para Muspida, Camat, TP PKK, UPT Diknas, UPT dan LSM,di Aula Gedung Korpri Soreang, Selasa (13/2/18).

Kadinkes menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pendataan sasaran jangkauan persiapan ORI, yakni untuk Kecamatan Soreang tercatat 35.667 anak, Kutawaringin 31.850 anak, Pasirjambu 28.493 anak, Margahayu 37.927 anak, Banjaran 44,443 anak, Paseh 44.472 anak, Nagreg 18.743 anak dan Kecamatan Cikancung sebanyak 30.748 anak yang akan mendapatkan imunisasi difteri.

“ Target sasaran Ori Difteri ini berlangsung satu bulan. Namun untuk kecamatan yang angka imunisasinya besar, akan dibantu dengan puskesmas ring 1 yang tidak melakukan ORI,” terang Dedi.

Dedi menyebut vaksin ini ada 3 jenis, karena beda vaksin beda pula sasarannya. Vaksin untuk mencegah penyakit difteri ada 3 macam, yakni DPT (vaksin kombinasi mencegah difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, dan haemophilus Influenza tipe B) diberikan pada bayi usia 2, 3 dan 4 bulan sebanyak 3 kali dengan interval 1 bulan, dan diberikan 1 kali pada usia 18-24 bulan, DT (vaksin kombinasi difteri dan tetanus) diberikan pada anak sekolah dasar kelas 1 pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), dan Td (vaksin kombinasi tetanus dan difteri) diberikan pada anak sekolah dasar kelas 2 dan 5 pada Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Wanita Usia Subur (WUS), termasuk ibu hamil diberikan vaksin Td atau bisa juga untuk usia dewasa.

Lebih lanjut dia mengungkapkan dari 27 Kabupaten/ Kota di Jawa Barat, kasus difteri terjadi di 12 Kabupaten/ Kota, yakni Kabupaten Purwakarta, Kab Karawang, Kab Bekasi, Kota Bekasi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kab Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Kab Ciamis, Kab Garut, Kab Cianjur, Kab Sukabumi, Kabupaten Tasikmalaya. Data tersebut, menjadikan sebagian besar wilayah ditetapkan sebagai daerah yang harus melakukan ORI.

Namun menurutnya, karena Kabupaten Bandung mengalami penurunan angka kasus difteri yaitu pada tahun 2017 tercatat 7 kasus, sedangkan hingga minggu kedua bulan Februari 2018 sebanyak 2 kasus, dengan kondisi semua pasien sudah kembali sehat, sesuai Surat Edaran Kementrian Kesehatan RI, Kabupaten Bandung tidak termasuk daerah yang harus melakukan ORI.

“Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan nomor: UM 01.05/ II/ 458/ 2018, tanggal 9 Februari 2018, beberapa wilayah mengalami penurunan kasus difteri. Maka kita Kabupaten Bandung ditetapkan sebagai wilayah yang tidak termasuk ORI. Maksud ORI adalah agar kekebalan tubuh anak meningkat secara bersamaan serentak sehingga memutuskan penularan kuman difteri dan mencegah terjadinya penyakit sehingga tidak terjadi kematian akibat difteri. Tetapi meski begitu, kita semua harus tetap waspada,” tukas Dedi. []

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img