JATINANGOR – Gubernur Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Kabupaten Sumedang Prof. Dr. Ermaya Suradinata, M.Si., mengungkapkan Kampus IPDN mulai tahun ini membuka kelas internasional. Hal itu untuk mengimbangi persaingan dalam dunia pendidikan terutama seiring diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Sekarang kami membuka kelas internasional di dua tempat, selain di Kampus IPDN Jatinangor ini, satu lagi di Kampus IPDN Cilandak Jakarta. Materi pendidikan dengan Bahasa Inggrisnya mencapai 60%. Nantinya secara bertahap harus full 100 persen,” kata Ermaya saat bersilaturahmi dengan para wartawan yang tergabung dalam Forum Wartawan Komunikasi Sumedang (Forkowas) di Kampus IPDN Jatinangor, Jumat (15/1/16).
Menurutnya, IPDN pun memperketat penerimaan muda praja. Pada 2015, ada sebanyak 22.000 lebih pendaftar dengan yang diterima sebanyak 719 orang. “Seleksi pendaftaran dan penerimannya pun melalui sistem online. Jadi warga miskin, pedagang, bisa keterima menjadi praja IPDN. Bahkan ada anak pedagang asongan, yang menjadi praja dan keterima di IPDN. Melalui sistem pendaftaran online seperti ini, anak pejabat yang keterima di IPDN sedikit. Jadi anak yang cerdas yang bisa diterima di IPDN ini,” ungkapnya.
Dari kampus yang didirikan dan diresmikan semasa Presiden Soekarno atau tepatnya sejak berdiri 15 Maret 1956 hingga kini, IPDN Jatinangor sudah meluluskan alumni sebanyak lebih dari 42.000 alumni. Para alumni IPDN Jatinangor itu tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Beberapa di antaranya alumni telah menjadi menteri, gubernur, bupati, dan wali kota. Para lulusan IPDN juga banyak yang bekerja di Kementerian Dalam Negeri, Lemhanas, Kementerian Pertahanan dan Keamanan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Sekretaris Negara, DPR RI, DPD, dan di pemerintahan lainnya. Mereka bekerja sesuai dengan kompetensinya. “Tapi tentunya ada juga yang sudah pensiun,” seloroh Ermaya.