BANDUNG – Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DKPB) dan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung bergerak cepat dalam menangani banjir yang terjadi di Kelurahan Cibadak Kecamatan Astana Anyar. Pada saat kejadian, kedua dinas langsung menerjunkan pasukan untuk membantu mengevakuasi warga, Jumat (23/2/18) dini hari.
Sekitar 30 petugas DKPB dikerahkan. Para petugas memberikan bantuan, mulai dari pencatatan jumlah kerusakan hingga mengkoordinasikan bantuan dengan aparatur kewilayahan. DKPB juga memberikan bantuan puluhan paket alat-alat kebersihan untuk warga.
Tak hanya itu, puluhan petugas Unit Reaksi Cepat (URC), Garda PPKS (Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) pun turut memberi bantuan. Meski tidak ada yang kekurangan darah, lima orang relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung juga turut menjenguk warga untuk menolong.
Banjir yang terjadi sejak Kamis (22/2/18) malam menggenangi 8 RW di Kelurahan Cibadak. Salah satu yang terparah berada di wilayah RW 07, tepatnya di RT 1, 2, dan 3. Sebanyak 199 kepala keluarga dengan 202 jiwa terdampak banjir tersebut. Banjir juga telah merusak sebuah mushola, 2 rumah rusak sedang, dan 1 sumur tercemar.
Ketinggian air bervariasi, terparah mencapai 1,5 meter. Menurut salah seorang warga, Santi Ny (48), hujan deras terjadi sejak pukul 18.00 WIB. Genangan air mulai masuk ke beberapa rumah warga sejak pukul 20.00 WIB, dan mulai surut sekitar pukul 22.00 WIB.
“Kalau saya alhamdulillah, genangan tidak masuk karena pintu saya sudah ditutup pakai besi. Jadi alhamdulillah, air tidak masuk, tetangga juga sebagian ada yang mengungsi dulu di sini sampai surut. Kalau yang lain ada yang sampai barang-barangnya mengambang,” tutur Santi.
Santi yang rumahnya tak jauh dari bantaran sungai mengaku berterima kasih atas perhatian yang cepat diberikan Pemkot Bandung. Dia bilang banyak petugas yang datang membantu warga untuk segera membersihkan lingkungannya.
“Alhamdulillah banyak yang peduli. Katanya juga akan ada bantuan, saya berterima kasih, itu untuk yang membutuhkan. Yang lain sepertinya banyak yang butuh,” tukasnya.
Pada Jumat pagi (23/2/18), UPT Puskesmas Pagarsih juga membuka posko kesehatan di wilayah tersebut. Sebanyak 8 orang tenaga kesehatan dikerahkan untuk memastikan warga yang terkena banjir yang sakit bisa mendapatkan layanan kesehatan.
Dokter UPT Puskesmas Pagarsih, dr. Deborah Johana Ratu mengungkapkan, sejumlah warga sudah diperiksa kesehatannya di posko. Sebagian besar mengalami gatal-gatal, ada pula yang terkena diare.
“Ada yang diare juga, karena kan kondisi lingkungannya kotor, mungkin ketika makan kondisi tangan kotor. Air kan juga nggak jernih karena tercemar. Ada juga yang darah tinggi karena mungkin stress, Lelah, karena kurang tidur akibat banjir semalam,” jelas Deborah.
Sementara itu, Camat Astana, Anyar Syukur Sabar mengungkapkan, pihaknya sudah meninjau ke lokasi banjir. Ia menuturkan, akan ada bantuan-bantuan lain yang datang untuk warga.
“Tadi pagi sudah ada Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan (Dinsosnangkis), nanti akan ada ada bantuan sembako untuk warga yang terdampak. Kadis PU juga sudah datang untuk mengevaluasi infrastruktur. Kalau Tim URC sudah stand by dari semalam,” ungkap Syukur.
Sedangkan Lurah Cibadak, Iwa Kartiwa menerangkan, pihaknya sudah mengupayakan segala macam bantuan untuk warga. Ia juga sudah menghubungi PDAM Tirtawening Kota Bandung untuk meminta bantuan air bersih bagi warga. Soalnya air sumur yang biasa digunakan oleh warga sudah tercemar. “Nanti juga si sumurnya akan disedot dibersihkan. Karena sampah-sampah dari banjir itu masuk ke sumur,” jelas Iwa.
Ia memprakirakan, kerugian akibat banjir ini bisa mencapai Rp 2-3 miliar. Hal tersebut dihitung dari banyaknya rumah yang terdampak dan fasilitas umum yang rusak. “Itu perkiraan saya. Dampak banjir ini sangat besar untuk warga. Kami juga merasa prihatin dengan warga yang terkena banjir ini, semua harta benda milik warga jadi korban,” kata dia. []