BANDUNG – Gabungan Petani Kopi Kebun dan Hutan Indonesia (Gapekkhi), sebuah organisasi yang berkomitmen memajukan industri kopi Jawa Barat, direncanakan untuk menjadi coffee official atau mitra di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Peparnas XV 2016 Jawa Barat .
Hal itu ditawarkan Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa saat audiensi para pengurus Gapekkhi di Gedung Sate, Jumat (18/3/16). Pada helatan PON nanti Gapekkhi disiapkan dua booth untuk menyajikan kopi dari para petani yang tergabung dalam Gapekkhi, yang sudah teruji dengan hasil skoring excellent dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslit Koka) Jember, Jawa Timur.
“Kami menyambut baik terbentuknya Gapekkhi yang bisa menghasilkan produk kopi Jawa Barat berkualitas tinggi. Bahkan sudah berupaya membuat mesin kopi secara mandiri yang menjadi inovasi produk para petani Jawa Barat,” ungkap Iwa didampingi Kepala Dinas Perkebunan Jabar Arif Santosa saat audiensi. Pada kesempatan itu Sekda Jabar dan Kadisbun Jabar menyatakan kesediaannya menjadi Pembina Gapekkhi.
Sementara Ketua Gapekkhi Thio Setiowekti menerangkan dibentuknya Gapekkhi bertujuan membantu para petani kopi kebun dan hutan untuk meningkatkan usaha kopinya mulai dari hulu sampai hilir secara mandiri terutama pada pasca panen agar tidak produk dan harga kopi dimainkan tengkulak. Dengan begitu Gapekkhi siap membantu peningkatan taraf hidup dan sekaligus keahlian petani kopi.
“Salah satu upaya pemberdayaan petani kopi itu diantaranya Gapekkhi sudah berhasil membuat mesin hulling dan mesin roasting kopi produk home industri sendiri yang tidak kalah dengan mesin pabrikan,” kata Thio .
Lebih dari itu Gapekkhi juga mengkampanyekan untuk mengkonsumsi kopi lokal berkualitas agar lebih memberdayakan para petani kopi. “Kita harus menumbuhkan budaya minum kopi lokal berkualitas tinggi yang dihasilkan di kebun dan hutan negara maupun masyarakat, sehingga kopi petani indonesia menjadi kebanggaan bangsa yang disegani dan dinikmati di negerinya sendiri ” imbuh Thio.
Gapekkhi dibentuk atas inisiasi beberapa stakeholder terkait pada pertengahan November 2015 di Cikole Lembang. Pihak terkait antara lain Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial (Ditjen PS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kepala Biro Perhutani, Direktur PT Perkebunan Nusantara 8, Kadis Perkebunan Jabar, Bupati KBB dan para stakeholder kopi Jabar seperti petani, roaster, barista dan akademisi.