BALEENDAH – Usai menandatangani prasasti tanda diresmikannya Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Bandung, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser, S.H, S.Ip, M.Ip didampingi Kepala Disnaker Drs. Rukmana, M.Si meninjau beberapa workshop dari 9 (sembilan) workshop yang tersedia.
“Saya mengapresiasi pembangunan gedung ini dan sangat berharap fasilitas ini tidak hanya mencetak tenaga siap kerja saja, namun juga mencetak tenaga yang siap menciptakan lapangan kerja, mengembangkan jiwa entrepreneurship untuk menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya,” ungkap Bupati usai Peresmian Gedung BLK Disnaker di Kelurahan Manggahang Kecamatan Baleendah, Selasa (27/3/18).
Berhaitan harapannya tersebut, bupati ingin ke depan gedung ini berganti nama jadi Balai Latihan Kompetensi, karena idealnya jumlah wirausahawan di suatu negara adalah 5% dari jumlah penduduknya, sedangkan di Indonesia baru sekitar 2% saja. Menurutnya, dengan berdirinya fasilitas ini Pemkab Bandung telah melaksanakan pro-job.
“Pemkab Bandung telah melaksanakan pro-job, yaitu upaya menciptakan lapangan kerja yang mencakup peningkatan kapasitas dan perlindungan tenaga kerja, kebijakan atau program sektor riil yang didukung perbaikan iklim investasi, kerangka regulasi, anggaran serta kerjasama dengan swasta. Ini untuk mendukung peningkatan jumlah wirausahawan di Indonesia yang persentasenya belum ideal,” tandas Dadang Naser.
Penggunaan gedung ini sudah berjalan sejak beberapa tahun yang lalu dengan pendanaan multiyears dan role sharing, namun baru hari ini diresmikan setelah fasilitasnya lebih lengkap.
“Pemeliharaan jauh lebih sulit daripada membangun untuk itu gar sisi pemeliharaan lebih dikuatkan. Gedung ini sudah dipergunakan namun baru hari ini saya resmikan karena fasilitasnya cukup lengkap, meskipun idealnya harus ditambah beberapa gedung lagi. Namun saya mengingatkan pada pengelola agar pemeliharaan gedung yang sudah ada lebih diperhatikan,” kata Dadang.
Kepala Disnaker Rukmana menyebut pembangunan gedung di atas lahan seluas ± 6,5 Ha ini telah dimulai sejak 2011 lalu. Hingga saat ini penambahan fasilitas terus dilakukan dan telah menghabiskan dana sekitar Rp. 37,9 miliar.
“Pembangunan telah dimulai sejak 2011 yang menghabiskan Rp. 1,3 miliar, tahun 2012 sebesar Rp. 411 juta, tahun 2013 Rp. 3,4 miliar, tahun 2015 Rp. 5,4 miliar, tahun 2015 Rp. 6,6 miliar, tahun 2016 Rp. 9,2 miliar dan terakhir tahun 2017 sebesar Rp. 8 miliar,” urai Rukmana.
Pembangunan tersebut meliputi 9 fasilitas workshop, dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), penyusunan Detail Engineering Design (DED) kantor 2 lantai, site development, pekerjaan mekanikal dan elektrika, pemagaran, landscape, infrastruktur, sumur dalam, belanja peralatan, asrama dengan kapasitas 600 orang dan terakhir pembangunan kantor 2 lantai.
“Tahun 2017 kami telah menyelenggarakan 104 paket pendidikan dan pelatihan bagi para pencari kerja (Pencaker) yang terdiri dari bidang kejuruan industri, agrobisnis dan aneka kejuruan. Sedangkan untuk tahun 2018 sampai saat ini telah dilaksanakan 58 paket,” sebutnya.
Rukmana mengatakan BLK yang pengelolaannya diserahkan pada UPT (Unit Pelayanan Teknis) ini masih terkendala komprehensivitas sarana dan prasarana (sarpras) pelatihan, ketersediaan pegawai serta instruktur.
“Sarpras pelatihan belum komprehensif, proporsi pegawai dengan peminat pelatihan belum ideal dan untuk instruktur atau tenaga pelatih juga belu tersedia. Tadi Pak Bupati sudah memberikan solusi bahwa Pemkab harus memadukan antara praktisi dengan akademisi, kami akan menindaklanjuti solusi ini yaitu berkolaborasi dengan Tel-U, UNPAD, maupun ITB,” tutup Rukmana. []