BANDUNG – Literasi media dan literasi digital jadi kata kunci merajut persatuan dalam kebhinekaan. Masyarakat diharap teredukasi agar lebih bijak menyikapi peredaran informasi. Kondisi tersebut diharapkan meminimalkan konflik, terutama saat Pilkada serentak di Jawa Barat 27 Juni mendatang.
Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat mengungkapkan, polarisasi kekuatan politik pasca Pilpres dan Pilgub di DKI hingga saat ini masih membekas. Begitu pula ancaman radikalisme, baik sekuler maupun agama berpotensi menggerus persatuan dan kesatuan. Padahal pilkada merupakan instrumen demokrasi untuk menegakkan NKRI.
“Itu pula sebabnya Pilgub Jabar mengangkat tema sebagai sarana edukasi demokrasi dan wahana wisata politik bagi masyarakat Jawa Barat, rakyat Indonesia, dan warga dunia,” kata Yayat saat Diskusi Ahli “Merajut Persatuan dalam Kebhinekaan Menuju Pilkada Serentak Melalui Media Massa” di Hotel Luxton Jl. Ir. H. Juanda Bandung, Rabu (18/4/18).
Menurutnya pendidikan politik merupakan solusi terbaik, karena masyarakat Jawa Barat memiliki lahan subur untuk menumbuhkan demokrasi dengan nilai-nilai silih asah, silih asih, dan silih asuh.
Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika Bidang Komunikasi dan Media Massa, Gun Gun Siswadi, menekankan pentingnya peran media sosial dengan solusi literasi dan edukasi. Media ini dinilai mampu meminimalkan pengerahan massa. Media sosial juga cukup efektif untuk menjadi sarana kampanye.
Menurutnya, perkembangan pengguna internet cukup tinggi. Tahun 2016 mencapai 132 juta dan berubah menjadi 143 juta pada tahun 2017. Para penggunanya, mayoritas atau 49,52% berusia antara 19-34 tahun dan 29,55% berusia 35-54 tahun.
Dekan Fikom Unpad Dadang Rahmat Hidayat juga menekankan pentingnya literasi media dan literasi digital. Selain itu, ia mengusulkan tata ulang kedaulatan komunikasi publik, pemerataan dan keadilan informasi, serta penegakan hukum. []