BALEENDAH – Sejak bulan Mei lalu, terhitung sudah tiga kali buaya besar ini muncul di permukaan Sungai Citarum, terutama di wilayah Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung. Kali ini warga Kampung Parunghalang, Kelurahan Andir, Kecamatan Baleendah dibuat heboh dengan kemunculan buaya itu di kampung mereka. Sebab, keberadaan buaya tersebut dikhawatirkan akan memangsa hewan ternak milik warga yang biasa digembalakan di pinggir sungai.
Menurut warga Kampung Jambatan, Kelurahan Andiri, Rohana (68) buaya tersebut mulanya terlihat oleh salah seorang warga pada Kamis (30/5/18) sore lalu. Menurutnya, buaya tersebut terlihat muncul ke permukaan di Sungai Cisangkuy yang bermuara di Sungai Citarum. “Awalnya dikira biawak, tapi setelah dilihat-lihat ternyata pada buntutnya ada gerigi, seperti gergaji,” tutur Rohana.
Dia berkeyakinan buayanya tersebut memiliki panjang kurang lebih dua meter. Bahkan dia mengkhawatirkan kemunculan buaya tersebut ditakutkan akan memangsa hewan ternak seperti ayam kambing dan bebek. “Mungkin mencium bau ayam di pinggir sungai, makanya muncul,” kata dia.
Menurutnya, kemunculan buaya tersebut sempat menjadi tontonan warga sekitar. Bahkan, kata Rohana, banyak pengendara yang melihatnya dari jembatan.
Warga lainnya, Lilis, mengaku heran dengan adanya buaya di Sungai Citarum tersebut. Sebab, selama ini masyarakat tidak pernah melihat buaya di sungai tersebut. “Dari mana, ya? Kok bisa ada buaya, kalau biawak memang banyak,” tuturnya.
Sementara itu, kemunculan buaya lainnya diduga ditemukan oleh warga Kampung Rencong, Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Warga setempat Dadang (49) mengaku pernah melihat seekor buaya berukuran cukup besar di bawah jembatan kampung tersebut yang dialiri Sungai Cisangkuy. “Saya melihatnya Senin (21/5) lalu, kira-kira pukul 14.00 WIB,” tutur Dadang.
Dia menyebut melihat buaya tersebut ketika sedang berada di belakang bengkel miliknya. Bahkan, hampir setiap hari dia melihat buaya berukuran dua meter tersebut di lokasi yang sama. “Tapi sejak kemarin tidak terlihat lagi. Mungkin berpindah tempat,” ungkapnya.
Warga lainnya, Cecep (45) mengungkapkan hal yang sama. Dia melihat buaya tersebut tepat di bawah Jembatan Rencong. Keberadaan buaya tersebut membuat warga resah. Mengingat banyak rumah warga yang berada di pinggir Sungai Cisangkuy.
“Takutnya masuk ke rumah. Selama ini kami tidak pernah melihat buaya di Sungai Cisangkuy, kalau biawak memang banyak,” kata Cecep.
Kapolsek Baleendah Kompol Supriyono mengatakan, beberapa hari lalu pihaknya mendapat laporan adanya buaya di Sungai Cisangkuy. “Anggota kami juga sempat mendapat gambarnya. Kami juga melakukan patroli untuk menangkapnya,” kata Kapolsek.
Warga sempat akan menangkap buaya tersebut. Namun, karena keterbatasan peralatan upaya penangkapan tidak berhasil. Pihaknya mengimbau kepada warga sekitar untuk tenang dan waspada. Jika menemukan buaya tersebut segera melaporkan kepada kepolisian. “Jika menemukan segera laporkan kepada kami,” imbaunya.
Polsek Baleendah bersama Camat Baleendah sempat melaporkan adanya buaya tersebut kepada pihak BKSDA. Namun, sampai sekarang belum ada tanggapan.
Kepala BKSDA Jawa Barat Sustyo Iriyono sudah menerjunkan tim untuk melakukan penangkapan buaya tersebut. Dia meminta masyarakat untuk segera melapor jika kembali melihat buaya liar.
“Kalau warga menemukan buaya tersebut segera menghubungi call center BKSDA ke nomor 0821 918 5417 atau 022 588 089 5,” tutur Sustyo.
Menurutnya jika melihat gambar yang beredar, buaya yang dilihat oleh warga Baleendah merupakan jenis buaya sungai. Hal tersebut berdasarkan dari ukurannya. “Bukan buaya muara, kalau buaya muara itu ukurannya lebih besar,” jelasnya.
Sustyo melanjutkan Sungai Cisangkuy dan Citarum merupakan habitat buaya. Bahkan dahulu sungai-sungai tersebut sempat dihuni oleh hewan tersebut. Namun seiring perubahan kualitas alam, buaya sempat menghilang di sungai tersebut.
Jika saat ini terlihat kembali, dia menduga jika buaya tersebut bermigrasi dari sungai yang lebih besar saat banjir melanda.
“Kemarin hujan, banjir. Kemungkinan ada perpindahan dari sungai yang lebih besar ke lebih kecil atau ada orang yang pernah memelihara, itu migrasi ke sana lepas, masih dugaan. Intinya, dahulu kala ceritanya pasti ada habitat buaya, kalau sekarang sungainya rusak, makanannya tidak ada, buayanya punah. Tiba-tiba muncul ya balik lagi ke yang tadi (migrasi),” ungkapnya.
Menurutnya BKSDA sendiri belum melakukan observasi ke wilayah hulu Citarum atau Cisangkuy untuk memastikan apakah masih ada habitat buaya tersebut. Namun, menurutnya yang kini masih ada habitat buaya di Jawa Barat ada di Sungai Cisadane dan Cimanuk.
“Citarum mungkin ada, cuman belum ditemukan, sejak dulu memang ada, cuman jika makanannya tidak ada, dia bisa saja mati atau pindah. Kalau tidak dibunuh atau diburu,” pungkas Sustyo. ***