NAGREG – Guna memastikan kesiapan posko pemantau arus mudik, Bupati Bandung Dadang M Naser beserta jajaran Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) melakukan monitoring Arus Mudik Lebaran 1439 H di Wilayah Kabupaten Bandung, Minggu (10/6/18).
Saat menyambangi Posko Induk Dinas Perhubungan (Dishub) di turunan Nagreg, bupati ikut mengecek sarana prasarana di berbagai layanan masyarakat di bidang transportasi, yang menjadi tanggung jawab Pemkab Bandung.
Bupati mengatakan, pihaknya terus berkoordinasi dengan jajaran Polres Bandung dan TNI dalam melakukan pemantauan. Tak hanya itu dinas terkait seperti Dishub, PUPR pun terus bekerja mengantisipasi untuk menghadapi ujung ramadan kali ini.
“Arus mudik alhamdulillah pantauan sampai H-5 (hari ini) di Jalur Nagreg meski padat tapi kondisinya lancar. Tapi patut diapresiasi tahun ini ada peningkatan kapasitas serta kualitas sarana seperti ramcek (kendaraan) maupun alat pemantauan arus mudik seperti kamera CCTV,” ungkap bupati kepada wartawan.
Tak hanya itu, lanjut Bupati, layanan yang masuk di rest area tempat istirahat pemudik yang kini disiapkan pemerintah. Begitupun dengan posko kesehatan pun yang semakin baik. Dirinya juga tahun ini menggandeng Dinas Pertanian menyiapkan posko.
“Jadi bagi (pemudik) yang ngantuk saat di tengah perjalanan menuju kampung halaman bisa mampir, karena kini telah disiapkan layanan kopi gratis dari Dinas Pertanian di kawasan Nagreg,” ungkap Dadang.
Sementara bagi para pemudik yang berencana melintasi jalur alternatif di kawasan Kamojang, Ibun, Kabupaten Bandung, bupati memilih waktu siang hari. Dadang menilai anjuran itu sebagai upaya antisipasi karena jalur tersebut memang cukup rawan seiring kontur jalannya. Ia berharap pemudik baik dari wilayahnya atau daerah lain yang memanfaatkan jalur alternatif di Jabar selatan itu tetap waspada.
“Saya anjurkan ke jalur Kamojang bagi para pemudik siang hari, meski sore hari sebenarnya sudah oke. Karena lampu sudah bisa dinyalakan termasuk jembatan. Dinas PUPR pun telah mengecek beberapa lampu hingga Jalur Cijapati,” kata Dadang.
Disinggung terkait titik rawan lain di wilayahnya, Dadang mengatakan bila hasil koordinasi dengan beberapa pihak di jalur utama Nagreg dalam pengawasan. Namun dirinya lebih khawatir dengan jalur-jalur alternatif yang masuk Kabupaten Bandung.
“Yang rawan itu di non utama (jalur alternatif) seperti Majalaya. Yang kami pantau juga terkait adanya pasar dadakan jelang lebaran banyak pedagang baru menggunakan badan jalan dan harus ditertibkan. Karena mereka membuat kemacetan,” pungkasnya. ***