CANGKUANG – Bunda Literasi Kabupaten Bandung Hj. Kurnia Agustina Dadang M. Naser mengapresiasi Yayasan Bumi Kaheman, sebagai Rumah Rehabilitasi Mental untuk menolong masyarakat yang mengalami gangguan jiwa, eks penyalahgunaan Napza, melalui proses terencana dan bertahap sehingga klien dapat kembali kemasyarakat, kekambuhan berkurang, dan dapat hidup mandiri dan produktif.
“Metoda literasi ini sangat efektif sebagai terapi penyembuhan mental pasien. Melalui literasi seperti membaca buku, mendongeng, menulis puisi bahkan menulis cerita, ungkapan perasaan dan suasana hati mereka yang mengalami gangguan bisa tercurah. Apa yang mereka rasakan, apa yang diinginkan bahkan harapan mereka saat itu bisa tersampaikan. Saya sangat apresiasi kepada para pengurus Yayasan yang selalu konsisten untuk ikut membangun SDM masyarakat, sekalipun yang mengalami gangguan mental,” ungkap Ibu yang biasa disapa Teh Nia itu saat berkunjung ke Yayasan As Sabur Bumi Kaheman di Bandasari Kecamatan Cangkuang, Kab Bandung, Selasa (14/8/18).
Lebih lanjut Bunda literasi mengatakan, pembangunan nasional pada hakekatnya ditujukan kepada manusia Indonesia seutuhnya. Dalam hubungan itu penyandang cacat atau pasien penderita gangguan jiwa juga pasien-pasien eks,penyalahguna Napza sebagai salah satu satunya masyarakat yang mempunyai kedududkan hak, kewajiban, dan peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya di segala aspek kehidupan dan penghidupan.
“Mereka juga memiliki hak yang sama sebagai masyarakat, namun untuk mewujudkan hak dan kesamaan kedudukan itu, diperlukan beberapa upaya yang terencana juga kepedulian bersama, supaya mereka bisa mencapai kemandirian dengan taraf kesejahteraan sosial yang sepadan. Ayo kita rangkul dan menciptakan harapan untuk mereka melanjutkan hidupnya,” seru Bunda LIterasi didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Bandung Tri Heru Setiati.
Menurutnya, mereka bukan orang yang sakit, tetapi manusia yang punya kelebihan dari tuhan melalui beberapa ujian. Kehadiran Bumi Kaheman sebagai Rumah Rehabilitasi Mental untuk menolong masyarakat yang mengalami gangguan mental sangat membantu. Bersama Dispusip, para pegiat literasi dan beberapa relawan juga sangat berkontribusi dalam mendamping penyembuhan.
“Saya sangat mendukung, metode ini juga untuk diaplikasikan dalam keluarga. Membaca buku itu asyik, selain menambah pengetahuan, interaktif sesama anggota keluarga juga bisa terjalin baik, dibandingkan dengan bermain gawai,” imbuhnya.
Senada dengan Bunda Literasi, pegiat literasi Elis Ratna Suminar menganggap buku adalah sahabat berkarya terbaik. Dia menyebutkan, metode literasi yang digunakan sebagai terapi penyembuhan, sudah berhasil membuat pasien atau yang biasa ia sebut klien kembali menjalani kehidupan normal di tengah keluarga dan masyarakat.
“Di Bumi Kaheman, saya bersama para tenaga profesional lainnya, melakukan terapi dengan pendekatan bio psiko sosial spiritual. Di panti ini kita juga melakukan pendekatan kekeluargaan kepada klien atau home care system. Mereka itu patut dikasihi, diakui dan diberikan motivasi terus menerus sehingga bisa diterima saat kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat,” terang Elis.
Dia menyebutkan, keberhasilan dirinya dalam melakukan terapi literasi kepada para klien, tak terlepas dari dukungan semua pihak Yayasan As Sabur, Dispusip Kabupaten Bandung juga motivasi dari Bunda Literasi.
“Dari 50 pasien yang dibina bersama dulu sudah ada juga beberapa orang yang sembuh dan pulang. Saat ini kami berikan pendampingan untuk penyembuhan 32 orang klien dengan kasus berbeda. Mereka bukan berasal dari Kabupaten Bandung saja, tetapi juga dari daerah lain, dengan lokasi rumah rehab dengan nuansa pedesaan yang tenang dan nyaman sehingga mendukungn proses penyembuhan. Mereka yang telah sembuh dan kembali ke keluarga juga lingkungannya, saat ini dalam keadaan sehat dan tidak ketergantungan narkoba lagi, ” urai Elis.