SOREANG – Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memprediksi musim kemarau masih akan terjadi sampai Oktober 2018 di Indonesia, tak terkecuali di Kabupaten Bandung. Sejak bulan Juli tahun 2018, sejumlah wilayah sudah mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih.
Untuk itu, Bupati Bandung H. Dadang M. Naser mengimbau kepada seluruh aparat wilayah di Kabupaten Bandung agar sigap dalam merespon apabila mengetahui atau menemukan adanya potensi terjadinya bencana di wilayah masing-masing.
“Seluruh pihak harus terus berkoordinasi dan berkomunikasi untuk cepat merespon laporan dari masyarakat. Apabila menemukan kondisi buruk dampak dari kemarau, aparat desa lalu kecamatan bisa langsung menyampaikan laporan ke BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Bandung, agar segera bisa disuplai air bersih,” ungkap Bupati saat ditemui di rumah jabatannya, Kamis (16/8/18).
Lebih lanjut Bupati mengatakan bencana alam adalah tanggungjawab semua pihak, maka dalam penanganannya diperlukan kepeduliaan dan kerja bersama melalui sinergitas lintas sektor. “Tujuannya ya untuk mengurangi derita sesama, mengurangi dampak dan resiko korban juga meminimalisir kerugian yang disebabkan bencana itu sendiri. Makanya semua harus sabilulungan bahu-membahu, antara pemerintah, masyarakat juga dunia usaha,” serunya.
“Dalam konteks perencanaan pembangunan, BPBD Kabupaten Bandung dituntut untuk mampu menggali dan memanfaatkan potensi yang ada, memecahkan berbagai permasalahan dan tantangan, melayani, memenuhi kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, dalam era globalisasi, BPBD dituntut untuk siap dan sanggup membuat suatu perencanaan yang baik, melalui sinergitas semua pihak. BPBD sebagai komando dan koordinator, akan mengupayakan keberhasilan penyelenggaraan penanggulangan bencana, sehingga mampu meminimalisir resiko dari dampak bencana itu sendiri,” tegas Dadang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Drs. H. Akhmad Djohara.,M.Si mengungkapkan, dari bulan Juli 2018 lalu, sudah 7 Kecamatan menyampaikan laporan kejadian bencana kekeringan, dan sudah terdistribusi air bersih.
“Sejak Juli lalu hingga saat ini, berdasarkan laporan dari wilayah, tercatat Kecamatan Baleendah, Banjaran, Arjasari, Kutawaringin, Pasirjambu, Ciwidey dan Kecamatan Cangkuang. Dan kami sudah suplai dengan dibantu oleh PMI (Palang Merah Indonesia) Kabupaten Bandung dan aparat wilayah,” ungkap Ajo, sapaan Djohara.
Dirinya menjelaskan, keluhan masyarakat paling sering ditemukan di Kecamatan Baleendah, tepatnya di Kelurahan Manggahang, dengan jumlah terdampak 556 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 1.558 jiwa. Di Kecamatan Baleendah sudah terdisribusi air sebanyak 45 ribu liter kubik, diantaranya 10 ribu dari BPBD dan 35 ribu liter dari PMI.
“Sedangkan, 5.000 liter air masing-masing sudah terdistribusi ke Kecamatan Arjasari untuk 500 KK dan 895 jiwa, Kutawaringin tercatat 200 KK dan 400 jiwa, Pasirjambu 250 KK dan 500 jiwa, juga Kecamatan Ciwidey tersuplai air untuk 329 KK dan 98 jiwa, dan hari ini (13/8) sedang dilakukan pendistribusian air bersih ke wilayah Kecamatan Cangkuang” paparnya.
Sementara itu, untuk bantuan air bersih yang disuplai oleh PMI antara lain ke Kelurahan Manggahang ke RW 9,10,11 dan 12 Kecamatan Baleendah sebanyak 30 ribu liter, Kelurahan Andir RW 12 sebanyak 5 ribu liter dan ke Desa Ciheulang RW 15 Kecamatan Ciparay 10 ribu liter.
Ajo mengatakan, beberapa waktu lalu BPBD telah mengeluarkan surat edaran yang ditanda tangani oleh Sekretaris Daerah, mengenai imbauan kepada para camat agar melaporkan kondisi kekeringan di wilayah masing-masing.
“Sebelum penetapan status tanggap darurat kekeringan, kita buat surat edaran, agar para camat melaporkan kondisi di wilayah. Ini penting dilakukan, untuk mengetahui potensi kekeringan yang saat ini terjadi. Walau baru sebagian, kami tetap melakukan koordinasi dan minggu depan akan melakukan rakor untuk langkah selanjutnya,” tandasnya.
Pihaknya berharap, dalam mengefektifkan pendistribusian air bersih di lokasi kekeringan, para kepala desa atau kelurahan bisa menyediakan bak penampuangan air.
“Kebutuhan air untuk masyarakat kami upayakan, namun untuk pelayanan lebih cepat, kita harap pada kepala desa bisa menyediaan bak penampungan air, jadi warga tidak ngantri ke mobil tangki, karena memakan waktu lama,”ucap Kalak BPBD
BPBD sudah melakukan sinergitas dengan semua pihak untuk dapat memberikan respon cepat kepada masyarakat. Dalam penanganan bencana, pihaknya juga sudah memiliki relawan kebencanaan, koordinasi dengan PMI, TNI, Polri, OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait, juga dengan LSM yang peduli terhadap kebencanaan. “Semoga kerja sama ini terus terjalin untuk bersama-sama mengurangi dampak resiko bencana yang ada di Kabupaten Bandung,” harap Ajo.***