CICENDO – Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menerima para delegasi Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) dalam kunjungannya ke Kota Bandung untuk melaksanakan kegiatan SEAMEO College Module I, The 2nd Strategic Dialogue for Education Minister.
Para delegasi datang ke SMPN 1 Bandung, Rabu (28/4/16), untuk mengetahui sistem pembelajaran digital yang telah dilaksanakan di sekolah tersebut selama setahun terakhir. Pada kegiatan tersebut, Ridwan memaparkan bagaimana Kota Bandung dibangun melalui berbagai perangkat digital, mulai dari pengelolaan tata pemerintahan, sistem keamanan, komunikasi, kesehatan, hingga sistem pembelajaran.
Hal inilah yang membuat Kota Bandung dianugerahi predikat terbaik dalam hal Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan) dari semula berada di peringkat 300-an. “Kami memiliki 300-an aplikasi,” ungkap Ridwan.
Hal tersebut diapresiasi positif oleh para delegasi yang terdiri dari perwakilan Kementerian Pendidikan dari negara-negara ASEAN dan Timor Leste. Di bidang pendidikan, Ridwan mengatakan bahwa 50% dari keseluruhan jumlah rombongan belajar di Kota Bandung juga telah menerapkan sistem digital dalam kegiatan belajar mengajar.
Emil kemudian mencontohkan kepada para delegasi penggunaan smartboard dan twinning class system. “Dengan smartboard ini, pembelajaran menjadi lebih mudah dan interaktif,” terang Emil.
Smartboard merupakan papan tulis pintar yang berfungsi seperti tablet atau iPad raksasa. Teknologi layar sentuhnya memungkinkan guru dan siswa dapat lebih interaktif dan menarik. Siswa juga dibekali dengan tablet agar lebih terintegrasi.
Sementara itu, twinning class system merupakan metode pembelajaran yang memungkinkan guru mengajar di beberapa tempat dalam satu waktu, dan atau siswa belajar dari guru yang berasal dari tempat lain. Sistem ini menggunakan beberapa perangkat seperti webcam, layar, proyektor, dan koneksi internet. Siswa dan guru terhubung melalui video conference sehingga siswa maupun guru yang berasal dari berbagai tempat bisa saling berkomunikasi.
“Tidak hanya lintas kelas atau sekolah. Ke depannya bahkan lintas negara pun memungkinkan,” ujar Emil pada salah satu delegasi.
Menurutnya, salah satu keunggulan dari twinning class ini adalah pemerataan materi dari guru yang kompeten. Sebab guru tersebut bisa mengajar di lebih dari satu tempat dalam waktu yang bersamaan. “Teknologinya masih terus disempurnakan,” imbuhnya.
Melalui kegiatan ini, Emil berharap bisa saling belajar dengan negara-negara lain di ASEAN tentang sistem pembelajaran yang baik. Dalam pertemuan tersebut hadir pula Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Didik Suhardi dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana.