BANDUNG – Pemerintah saat ini tengah mengedepankan pendidikan karakter bagi seluruh elemen masyarakat, terutama bagi para generasi muda yang masih mengenyam pendidikan. Wakil Wali Kota Bandung Oded M. Danial meyakini empat elemen dasar pendidikan mampu memberikan dampak yang positif bagi para siswa terutama untuk pengembangan karakter.
Keempat elemen tersebut adalah olah raga, olah rasio, olah rasa, dan olah ruh. Olah raga meliputi fisik yang sehat, olah rasio meliputi pikiran yang cerdas, olah rasa meliputi hati yang bersih, serta olah ruh sebagai bagian dasar dari penciptaan umat manusia.
“Jika keempat elemen ini berkembang dengan seimbang, maka saya yakin bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang siap tangguh untuk bersaing dengan dunia internasional,” tandas Oded usai jadi Inspektur Upacara Hari Pendidikan Nasional di Plaza Balai Kota Bandung, Senin (2/5/16).
Sejalan dengan hal tersebut, Pemkot Bandung tengah menggalakkan Gerakan Bandung Masagi. Program ini merupakan metode pendidikan karakter ala Kota Bandung. Sesuai dengan namanya “Masagi”, yang berari segi empat, metode pendidikan karakter ini pun terdiri dari empat elemen, yakni pendidikan bela negara, pendidikan agama, pendidikan budaya, dan pendidikan cinta lingkungan.
Program Bandung Masagi diwujudkan dalam berbagai program, seperti Magrib Mengaji, Rebo Nyunda, Gerakan Pungut Sampah, program rotasi inspektur upacara di sekolah-sekolah, dan lain sebagainya.
Di samping itu, Pemkot Bandung telah mendeklarasikan diri sebagai Kota Pendidikan Inklusif. Pemkot tidak mendiskriminasikan siapapun yang ingin menikmati bangku pendidikan. Pemerintah memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk bersekolah.
“Pemerintah Kota Bandung berkomitmen semua anak di Kota Bandung bisa sekolah,” tandas Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Elih Sudiapermana.
.
Pemkot Bandung juga tengah gencar menggiatkan gerakan literasi sekolah, sesuai dengan pesan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Literasi dasar memungkinkan anak-anak meraih ilmu dan kemampuan yang lebih tinggi serta menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
“Minat baca dan tulis anak-anak harus ditingkatkan karena itu adalah esensi dasar dari belajar,” tambah Elih. Literasi yang selama ini berfokus pada kemampuan baca-tulis harus diperkuat dengan literasi sains, literasi teknologi, literasi finansial, dan literasi budaya.
Elih menambahkan, guru menjadi faktor yang tidak kalah penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Ia mengaku pihaknya terus mendorong para guru agar senantiasa mengembangkan diri dan menjadi manusia pembelajar. Guru dipacu agar lebih banyak mengakses sumber belajar sehingga peningkatan mutu guru tidak bergantung pada program-program pemerintah.
Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional ini, Pemkot Bandung memberikan penghargaan kepada 21 orang siswa Kota Bandung yang berprestasi, baik di tingkat daerah, nasional, maupun internasional. Ke-21 orang tersebut berasal dari berbagai jenjang, mulai dari SMP hingga SMA/sederajat.