RANCABALI, Balebandung.com – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar bersama The Aspinall Foundation Indonesia melepasliarakan sepasang primata Owa Jawa (Hylobates Moloch) di Cagar Alam Patengan, Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis (25/7/19).
Keberadaan Owa Jawa sendiri sudah terancam punah. Dari tahun 2011 sampai 2019 sudah 45 Owa Jawa yang berhasil diselamatkan dari pemeliharaan dan perdagangan ilegal, kemudian direhabilitasi di Pusat Rehabilitasi Satwa Primata Jawa di Gunung Patuha, Kab Bandung
Kepala BBKSDA Jabar Ammy Nurwati mengatakan sepasang primata Owa Jawa tersebut bernama Boris (9) dan Inge (5). Boris sendiri merupakan Owa Jawa jantan yang didonasikan Kebun Binatang Balizoo di Bali.
“Sedangkan Inge merupakan Owa Jawa betina yang diselamatkan oleh BBKSDA Jabar bersama tim Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Cikananga, Sukabumi,” kata Ammy.
Ammy mengatakan pelepasliaran Owa Jawa ini merupakan kali pertama dilakukan di Cagar Alam Patenggang, setelah sebelumnya dilakukan hal serupa pada primata liar dilindungi jenis Surili pada 2018.
“Kegiatan pelepasliaran Owa Jawa ini merupakan salah satu dari tugas fungsi BBKSDA Jabar dalam rangka pengawetan dan perlindungan satwa liar dilindungi. Dan dari sisi aspek ekologi, memberikan penambahan jumlah populasi primata yang ada di sini,” terang Ammy.
Menurutnya dalam setiap Cagar Alam atau Hutan Lindung Kawasan Konservasi ini, BBKSDA senantiasa menjaga keawetan (kelestarian) potensi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, baik itu tumbuhan maupun satwa liar.
Ammy menambahkan BBKSDA Jabar dan Aspinall sebelumnya juga pernah melepasliarkan Owa Jawa di Kawasan Konservasi Hutan Lindung Gunung Tilu Rancabali.
“Kami berharap pasangan pasangan Boris dan Inge ini berhasil beradaptasi dan berkembang biak seperti yang sudah kami lalukakan di Gunung Tilu. Sehingga populasi Owa Jawa dapat kembali terlihat di kawasan Patenggang,” ujarnya.
Country Director The Aspinall Founfation – Indonesia, Made Wedana, melalui Kepala Perawatan Satwa Sigit Ibrahim menuturkan sepasang Owa Jawa ini telah menjalani masa rehabilitasi kurang lebih satu tahun di Pusat Rehabilitasi Satwa Primata Jawa Aspinall.
“Sejauh ini pasangan Owa Jawa ini menunjukkan tanda-tanda liar. Mereka tidak mengidap atau terindikasi penyakit menular maupun virus, sehingga kami bisa lepasliarkan ke habitatnya,” kata Made.
Menurutnya pemilihan CA Patenggang sendiri selain memiliki luasan yang cukup luas kurang lebih 128 hektare. Tim BBKSDA dan Aspinall juga sudah mengkaji berbagai potensi baik makanan maupun interaksi dengan hewan primata liar lainnya yang berada di CA Patenggang seperti Surili dan Lutung.
“Informasi terakhir masyarakat setempat mendengar keberadaan Owa Jawa ini pada tahun 80-an. Sehingga kami ingin mengembalikan populasi atau spesies yang sempat hilang di Cagar Alam ini,” ucapnya.