Nih, Kisah Tukang Servis Arloji di Ciwidey yang Bertahan Sejak 1940

CIWIDEY, Balebandung.com – Di era industri maju yang serba cepat dengan melimpahnya berbagai produk, tak meredupkan usaha reparasi arloji atau jam tangan yang digeluti oleh Usep Suryana (49).
Toko reparasi alroji yang berlokasi di Jalan Raya Ciwidey- Patengan, Kampung Peer Desa/Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung sudah ada sejak 1940-an dan hingga kini dikelola oleh generasi ketiganya.
“Toko Pribumi” adalah toko sederhana berukuran kurang lebih 3×4 meter persegi ini masih tetap disukai pelanggan yang datang dari berbagai daerah. Setiap hari Usep mengerjakan reparasi jam tangan milik pelanggannya. Serumit dan sesulit apapun kerusakan arloji pelanggannya dikerjakan dan diselesaikan dengan tekun.
Di toko tersebut, peninggalan kakeknya yang masih digunakan yaitu alat bor merek “Gold Gear” tipe 1278. Selain itu, terdapat jam dinding bandul tahun 1950-an keluaran Jerman. Serta jam-jam berbagai jenis dan bentuk milik pelanggan yang tengah direparasi.
“Awalnya kakek saya yang buka usaha reparasi arloji ini pada 1940-an silam. Kemudian dilanjutkan oleh ayah saya yang bernama Kaya (77) dan sekarang saya lanjutkan. Saya ini generasi ketiga penerus usaha ini,” kata Usep, Minggu (8/9/19).
Usep berkisah, awal mula kakeknya menjadi tukang reparasi alroji, yakni ketika menjadi mandor di perkebunan teh di kawasan Ciwidey. Kemudian jelang pensiun di perkebunan, kakeknya itu diajak ke Jakarta oleh salah seorang petinggi perkebunan berkebangsaan Belanda. Saat di Jakarta itulah kakeknya ikut pelatihan reparasi berbagai jenis arloji, jam dinding, weker dan lainnya.
“Kemudian kakek pulang lagi ke Ciwidey dan membuka usaha reparasi arloji di sini. Kenapa toko ini dikasih nama Toko Pribumi, yah karena kami pemiliknya asli orang Ciwidey,” terangnya.
Menurut Usep, pada saat kakeknya masih ada, para pelanggan ke tokonya itu datang dari mana mana. Selain dari sekitar Ciwidey, Rancabali dan Pasirjambu, pelanggan kakeknya juga banyak yang datang dari Cianjur Selatan dan juga dari Jalan ABC Kota Bandung. Karena memang saat itu jasa reparasi arloji atau jam tangan tak sebanyak jaman sekarang. Selain itu, memang hasil pekerjaan reparasi di toko ini cukup memuaskan para pelanggannya.
“Bahkan pelanggan saya ada yang turun temurun dari jaman kakeknya. Sekarang anak dan cucunya juga kalau reparasi jam ke tempat kami ini. Alhamdulilah, meskipun saat ini sudah era industri digital yang serba cepat dan berbagai barang produksi melimpah, usaha reparasi jam seperti yang saya geluti sejak SD ini tidak terlalu terpengaruh,” ungkapnya.
Selama menjadi reparator atau tukang servis jam, Usep mengaku mereparasi berbagai jenis dan berbagai merek jam seperti jam otomatis atau manual. Dia bilang, dalam sebulan terdapat puluhan jam yang direparasi. Dalam mereparasi ia sangat memperhatikan kondisi jam dan mereparasi satu persatu bagian serta memberikan garansi selama dua bulan. Hal itu dilakukan agar konsumen lebih percaya.
“Kadang sudah dua tahun, konsumen bawa jamnya kesini. Jam jenis otomatis direparasi bisa sampai 2 jam. Kalau jenis manual bisa 1/4 jam beres,” jelasnya.
Usep menyebut jika kualitas jam dulu lebih baik dibandingkan sekarang. Menurutnya, jam yang ada sekarang lebih simpel dan modis, namun dari segi kekuatan cepat rusak. Sehingga banyak yang dibuang.
“Yang sekarang praktis, modelnya bagus-bagus dan juga harganya banyak yang murah, tapi cepat rusak,” ungkapnya.
Usep pun menyebut jika kesulitan yang dihadapinya saat reparasi jam jenis otomatis adalah suku cadang yang sulit dicari karena belum ada. Ke depan, ia mengaku sudah menyiapkan anaknya, Irfan lulusan SMK untuk meneruskan usaha keluarga turun temurun.
Salah seorang konsumen asal Ciwidey, Lili Setiadarma (50) mengaku menjadi langganan tetap di toko pribumi sejak 1992 untuk mereparasi jamnya yang rusak.
“Kalau di tempat servis lain hanya dibetulkan yang rusak saja. Kalau di sini sampai dibersihkan semuanya, dirawat. Terus ada garansi sampai sebulan,” kata Lili. ***