Senin, November 25, 2024
spot_img
BerandaBale JabarSensasi Wisata Hutan di "Kampung Karuhun"

Sensasi Wisata Hutan di “Kampung Karuhun”

bb-kp-karuhun1A

SUMEDANG – Wisata alam yang segar dengan lingkungan hutan bisa kita jumpai di Eco Green Park Kampung Karuhun. Obyek rekreasi keluarga ini terletak di Blok Cibingbin, Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang atau sekitar tujuh kilometer ke arah timur dari Alun-alun Sumedang.

Sepanjang perjalanan menuju lokasi obyek wisata terpadu ini kita disuguhi pemandangan pedesaan, perbukitan, sawah dan pepohonan rindang. Akses jalan pun sudah bagus dengan lapisan hotmix.

Mengunjungi area wisata ini sebaiknya sejak pagi hari hingga malam menjelang agar wisata alam kita ‘wareg’ atau kenyang seharian ada di hutan. Biasanya pengunjung selalu membeludak setiap akhir pekan atau hari Sabtu dan Minggu.

Sesampainya di tujuan, tiket masuk hanya Rp 5.000/orang. Tapi sebelumnya pengunjung akan ditawari oleh pihak pengelola Kampung Karuhun untuk menanam pohon.

“Nantinya setiap tamu kita kasih bibit pohon untuk ditanam di lahan desa, atau bisa juga mereka sendiri yang membawa bibit pohonnya, bisa menanamnya sendiri atau bisa juga meminta pihak pengelola yang menanamnya,” kata H Nana Mulyana, pemilik Kampung Karuhun saat ditemui Balebandung.com, Minggu (31/1/16).

Masuk ke area wisata Kampung Karuhun, lantas kita bisa berjalan-jalan dengan suasana alam pedesaan atau berkeliling menikmati berbagai fasilitas yang ada bahkan bisa berpetualang dengan wisata adventure yang tersedia, naik sepeda gunung, untuk kegiatan outbond lengkap dengan segala fasilitas dan permainannya.

Menjelang makan siang, bisa kembali ke tempat semula untuk menikmati hidangan makan siang yang ada, Nasi Liwet Karuhun atau Nasi Cobek Lengkap dengan sambal khas Kampung Karuhun di Saung Budaya atau Saung Lesehan yang bernuansa alam terbuka. Terdapat pula Warung Kampung yang menyajikan jajanan tradisional seperti baso, bajigur, surabi, colenak, dan sejenisnya.

Sungai Cihonje yang berair jernih tampak membelah Kampung Karuhun. Suasana hutan yang asri dan nyaman ini cocok untuk pertemuan dan pesta. Kampung Karuhun memang merupakan kawasan wisata terpadu di Sumedang yang terdiri berbagai macam fasilitas rekreasi dengan suasana pedesaan yang cocok sebagai tempat keluarga bersantai dan menghabiskan waktu liburan.

Dengan konsep Eco Green Park, Kampung Karuhun disiapkan untuk kawasan wisata berwawasan lingkungan dengan beragam fasilita diantaranya meeting room, meeting outdoor, wedding outdoor, kolam renang dan waterboom, camping ground, futsal lumpur dan adventure ATV, dan Saung Budaya.

Nikmati Nasi Liwet Karuhun Diiringi Alunan Musik Tradisional

Di Saung Budaya kita bisa menyaksikan pagelaran seni tradisional Jawa Barat seperti kacapi suling sambil menikmati makanan khas Nasi Liwet Karuhun dan Nasi Cobek. Kampung Karuhun juga menyediakan restoran dengan berbagai macam menu khas Sunda. Selain menampilkan alunan musik Sunda, di Saung Budaya juga biasa tampil musik live kontemporer yang dibawakan anak muda band asal Sumedang.

Tersedia juga fasilitas Saung Lesehan untuk tempat makan yang terdapat di pinggir Sungai Cihonje. Kita dapat menikmatai santapan lezat sambil memandang Sungai Cihonje yang melintas di Kampung Karuhun dengan air jernihnya.

Di samping tempat lesehan, terdapat pula kolam ikan yang bisa dijadikan terapi ikan yang makin melengkapi fasilitas penangkal berlibur para wisatawan.

Renang di Tengah Hutan atau Mandi di Sungai

Kolam renang untuk dewasa dan anak-anak juga ada di Kampung Karuhun dengan tiket masuk kolam hanya Rp 10 ribu. Kolam renang dengan air kolam yang asli dari sungai jernih dan mata air pegunungan mampu menghadirkan sensasi berenang di tengah hutan, begitu pula dengan waterboom-nya.

Kalau pun kita lebih memilih mandi atau berenang di Sungai Cihonje, itu akan berasa lebih nikmat liburannya. Bahkan kita bisa bisa asik mandi di sungai yang berhulu di Curug Cigorobog ini sambil mendengarkan alunan musik tradisional Sunda dari Pojok Seni yang dibangun di atas Sungai Cihonje. Sambil mandi di sungai terdengar alunan kacapi suling atau mendengarkan alunan musik khas tradisional Songah (Songsong Citengah) yang terbuat dari bambu ciptaan seniman setempat Kang Ulis Sunarya.

“Kalau mandi di sungai ini, dijamin stress pun hilang. Sebab airnya benar-benar asli dari mata air pegunungan yang segar sehingga mampu meresap ke dalam tubuh. Bahkan air sungainya pun sudah bisa langsung diminum,” kata Nana.

Menginap di Pinggir Sungai Tengah Hutan

Tersedia pula hunian sementara atau camping hut yang dibangun di pinggir Sungai Cihonje dengan berbagai tipe jika ingin menginap di Kampung Karuhun. Kita bisa menikmat sensasi camping di pinggir sungai di mana malam tiba terdengar gemericik sungai dan suara berbagai binatang di tengah hutan masih kerap terdengar seperti suara monyet, surili ataupun lutung.

Tarif menginap di Camping Hut ini cukup Rp 250.000 per kamar tipe Uncal, Surili dan Merak. Setiap kamarnya bisa ditempati hingga empat orang. Selain Camping Hut, di Kampung Karuhun juga tersedia resort untuk menginap atau biar seru lagi kita bisa memasang tenda sendiri untuk menginap di hutan Kampung Karuhun ini.

Futsal Lumpur dan Adventure

Tentu saja dengan konsep wisata hutan ini tersedia fasilitas outbond dan adventure. Tersedia pula All Terrain Vehicle (ATV) untuk menjajal track hutan Kampung Karuhun dengan berkendara ATV.

Uniknya lagi di Kampung Karuhun tersedia pula lapangan futsal lumpur, untuk bermain futsal di lapangan terbuka dengan kondisi lapangan berlumpur, tidak seperti lapang futsal kebanyakan yang indoor dan berlantai semen atau rumput sintetis.

Sebelum pulang, pengunjung bisa singgah di Sentra Oleh-Oleh Kampung Karuhun yang berisikan makanan, minuman atau produk khas Sumedang lainnya.

Interaksi Masyarakat dengan Obyek Wisata

Seperti yang dialami pengunjung asal Bogor, Ny Ela Fadillah dari Komunitas Jeep, yang mendapatkan door prize produk sarung handphone yang terbuat dari kulit pohon jambe, produk khas buatan masyarakat Citengah.

Ela menuturkan, dirinya sekeluarga tahu Kampung Karuhun dari temannya sesama penyuka jalan-jalan. Menurut Ela, untuk menuju Kampung Karuhun cukup mudah setelah keluar dari Tol Cileunyi. Lokasinya gampang ditemukan, tidak terlalu ribet arahnya dan tidak terkena macet. Ela pun terkesan dengan suasana khas Kampung Karuhun.

“Bagus konsep wisata alamnya, pemandangan yang cocok udara yang segar, makanannya juga enak-enak. Tapi di Kampung Karuhun ini yang bikin terkesan sekali itu waktu kita makan siang sambil diiringi musik tradisional sunda kacapi suling secara live, dibuai angin segar sepoi-sepoi. Keren banget itu! Baru kali ini saya alami selama saya berwisata alam,” ungkap Ela yang hobby berwisata alam ini.

Eco Green Park Kampung Karuhun dan Masyarakat Setempat

Sebagai Eco Green Park, Kampung Karuhun lebih banyak melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan obyek wisatanya. Interaksi yang terjalin pada obyek wisata ini merupakan interaksi positif berupa kerjasama.

Gagasan pariwisata berdasarkan potensi dan dukungan serta gagasan yang ada untuk mewujudkan Kabupaten Sumedang menjadi daerah wisata yang dapat diunggulkan, maka dicarilah lahan yang dapat dijadikan kawasan wisata dengan lokasi yang tidak terlalu jauh dari kota atau pusat pemerintahan di sekitar Alun-alun Sumedang.

Pelaksanaan gagasan sesuai dengan hasil pertimbangan dan pengamatan lapangan, maka ditemukanlah area lahan seluas 1 hektar di Desa Citengah, Kecamatan Sumedang Selatan, yang lokasinya hanya 7 km dari Pemda Sumedang.

Dengan kesepakatan Desa Citengah Kecamatan Sumedang Selatan dan Pemerintahan Kabupaten Sumedang serta izin dari Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat, maka dimulailah rencana pengembangan kawasan wisata tersebut dengan nama Kawasan Wisata Eco Green Park Kampung Karuhun

Dari awal pembangunan sejak pertengahan 2015 lalu, sudah terlihat adanya kerjasama yang sinergis dari pencetus, masyarakat sekitar, dan juga pemerintahan daerah baik di tingkat Kabupaten maupun di tingkat provinsi. Begitu pula kini kerjasama masih terjalin dengan baik, apalagi melihat potensi wisatawan yang dapat menggerakkan perekonomian masyarakat setempat kian berpeluang besar.

Masyarakat sekitar turut andil dalam memajukan obyek wisata ini sebagai sumber daya manusianya. Ada yang bekerja sebagai pengelola, penjaga keamanan, petugas kebersihan, penjual makanan dan minuman, tukang parkir, tukang karcis, trainer-trainer outbond dan bahkan masyarakat sekitar yang tidak turut langsung dalam bidang pekerjaan di sana tetap memberikan kontribusi yang positif bagi kemajuan obyek wisata ini. Misalnya petani atau warga sekitar yang ada di sana, dengan bersikap ramah tamah terhadap pengunjung atau menunjukan jalan apabila ada yang tersesat ketika berekreasi.

Kampung Karuhun ini dibangun oleh H Nana Mulyana, seorang pengusaha, Direktur PT Nuansa Aluminium, yang juga Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Jawa Barat (Kadin Jabar). Nana berkeinginan untuk mengembangkan tempat yang tadinya kurang terurus dan tidak produktif yang berada di sekitar hutan Desa Citengah Sumedang dijadikan kawasan wisata.

Menurut Nana, di Sumedang dirasakan masih sangat kurang adanya obyek wisata untuk dapat menarik pengunjung secara massal dalam satu tempat dengan segala fasilitas yang lengkap demi kepuasan para pengunjung.

Konsep wisata inilah yang dapat dikembangkan sesuai dengan keberadaan Kabupaten Sumedang yang kaya akan keanekaragaman seni dan budaya serta alam pegunungan dan hutan yang masih asri ditunjang dengan visi Kabupaten Sumedang menjadi daerah agro bisnis dan pariwisata serta misi pariwisata kabupaten Sumedang mewujudkan daerah pariwisata budaya dan pariwisata lingkungan.

“Kampung Karuhun sampai sekarang masih dalam tahap pengembangan. Nantinya juga akan ada penangkaran rusa, spa dan sauna termasuk pijat message, dan flying fox,” sebut Nana.

Sebagai daerah yang terancam dengan adanya pembangunan Jalan Tol Cisumdawu, menurut Nana Sumedang bisa jadi terancam seperti halnya Purwakarta setelah dibangun Tol Cipularang.

“Jadi, Sumedang harus bisa bangkit terutama dari sektor pariwisatanya. Sumedang harus maju dan bangkit melalui gerakan wirausaha. Sebab Sumedang ini ibaratnya mutiara yang harus terus menerus digosok sehingga menjadi perhiasan yang sangat bernilai,” kata Nana.

Karena itulah berdasarkan mapping potensi yang bisa dijual dari Sumedang, Nana memilih sektor pariwisara. Ia pun membeli lahan seluas satu hektare yang tadinya tidak terurus dan dirasa sulit untuk dikembangkan.

“Saya ingin Kampung Karuhun ini menjadi icon wisatanya Kabupaten Sumedang. Apalagi konsep eco green park seperti ini sangat berdaya saing di tengah pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Pengalamanan saya selama berkeliling di Asia Tenggara, belum pernah ada tempat wisata dengan konsep eco green park seperti Kampung Karuhun ini,” pungkas Nana.

(bb1,balebandung.com)

spot_img
BERITA LAINYA

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img