BANDUNG – Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri seringkali menjadi moment di mana harga kebutuhan pokok merangkak naik, sehingga mengakibatkan terjadinya kenaikan inflasi. Hal ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya karena pola konsumsi masyarakat yang meningkat, sehingga permintaan pun meningkat, serta aksi ambil untung maupun spekulasi dari produsen ataupun pedagang yang berdampak pada laju inflasi.
Untuk menangani hal ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi (FKPI) Jabar mengajak para ulama guna memberikan sosialisasi sekaligus himbauan kepada masyarakat untuk memaknai Ramadhan dan Idul Fitri sebagai momentum untuk meningkatkan ibadah kepada Allah SWT, bukan untuk meningkatkan pola konsumsi.
Pemprov Jabar dan FKPI bersama para ulama dari MUI Jabar pun menggelar silaturahmi dengan para ulama se-Jawa Barat dalam upaya untuk mengendalikan harga menjelang Ramadhan dan Idul Fitri 1437 H. Acara ini digelar untuk memberikan pembekalan kepada para ulama mengenai inflasi dan dampaknya terhadap masyarakat yang berperan penting dalam upaya pengendalian inflasi di Jabar.
Untuk itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang hadir pada forum silaturahmi ini berharap ulama bisa memberikan perannya dalam memberikan penjelasan sekaligus ajakan kepada masyarakat, terutama masyarakat menengah ke atas melalui ceramah, tausyiah, kultum, dan media sosialisasi lainnya agar tidak berperilaku konsumtif terutama pada saat Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Kegiatan ibadah di bulan Ramadhan kan meningkat, masyarakat juga banyak yang datang ke masjid. Jadi kita harap para ulama atau dai menyampaikan ke masyarakat agar tidak bersikap konsumtif untuk menjaga inflasi. Jangan sampai konsumsi yang berlebihan,” ungkap Wagub usai silaturahmi di Aula Barat Gedung Sate, Selasa (31/5/16).
“Saya kira substansinya betul ya, kita di bulan Ramadhan harusnya mengendalikan diri tidak konsumtif, tapi kenyataannya sekarang kebalikan. Bukan mengendalikan diri tapi malah panik, kayak yang ga pernah makan. Jadi belanja banyak, makan banyak. Saya kira tidak demikian,” imbuh Deddy.
Ia pun ingin peran ulama dalam hal ini memberikan pemahaman kepada umat mengenai makna puasa yang sebenarnya, bukan pola konsumsi yang dikedepankan dalam bulan suci Ramadhan. Menurutnya, bulan Ramadhan justru momentum untuk menstabilkan permintaan dan penawaran karena pola konsumsi yang semestinya tidak berlebihan.
Peran ulama ini pun memberikan efektifitas dalam pengendalian inflasi di Jabar. Deddy menyebutkan sepanjang tahun 2015, Jawa Barat memiliki level inflasi sebesar 2,37%, lebih rendah dibanding inflasi nasional sebesar 3,35%. Bahkan tingkat inflasi di Jabar dan Jawa Tengah menjadi yang terendah dibanding provinsi lainnya di Pulau Jawa.
Wagub mengatakan hal tersebut merupakan hasil kerja keras jajaran pengurus FKPI provinsi, kabupaten/kota, MUI, ormas-ormas Islam, dan para Ulama se-Jabar yang setiap tahun dilibatkan dalam upaya pengendalian inflasi ini.
Pada kesempatan ini, Wagub juga me-launching website Priangan Generasi 3. Portal Informasi Harga Pangan (Priangan) ini merupakan portal atau website yang menghadirkan informasi dan monitoring harga dan pasokan yang dikembangkan oleh FKPI Jabar dan bisa diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.