PANGALENGAN, Balebandung.com – Ribuan warga dari Desa Margamukti dan Sukamanah di Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung yang tergabung dalam Pangalengan Bangkit, melakukan aksi unjuk rasa di area helipad milik PT Star Energy.
Mereka menuntut perusahaan panas bumi (geothermal) tersebut untuk tidak lagi melakukan pengalian sumur panas bumi baru.
Koordinator aksi Pangalengan Bangkit, Iman Abdurahman mengatakan, selama kurang lebih 20 tahun berdiri, Star Energy, sama sekali tidak membawa manfaat bagi masyarakat di 13 desa di Pangalengan.
“Sekarang mereka akan menambah sumur baru. Dimana aktivitas penggalian sumur itu juga membabat tanaman sayuran milik para petani di sini,” ungkap Iman Rabu (5/8/2020).
Penggalian sumur baru yang dilakukan di wilayah Panon Arum Desa Margamukti, selain merusak tanaman sayuran milik masyarakat sekitar, dikhawatirkan juga dapat merusak kelestarian lingkungan. Ancaman kekeringan dampak dari pengeboran sumur panas bumi tersebut.
“Dari berbagai sumber menunjukan jika keberadaan sumur panas bumi dimanapun juga menyebabkan hilangnya sumber air bersih. Selain itu, ancaman bencana alam seperti longsor terus membayangi kami,” ujarnya.
Selama ini, lanjut Iman, pihak Star Energy telah melakukan pengeboran 17 sumur yang sudah beroperasi. Namun selain ke-17 sumur tersebut, terdapat beberapa sumur yang diterlantarkan begitu saja. Sumur sumur yang terbengkalai hanya ditutup dan dilingkari agar tidak ada masyarakat sekitar yang masuk ke area sumur. “Beberapa sumur dibiarkan terbengkalai, kok sekarang malah membuat sumur baru,” ujarnya.
Iman menegaskan, selama kurang lebih 20 tahun berdiri PLTU Star Energy, masyarakat Kecamatan Pangalengan tak merasakan manfaat apa-apa. Adapun Corporate Social Responsibility (CSR) sebesar Rp120 juta pertahun perdesa, terbilang kecil ketimbang kerugian moril dan materil masyarakat Pangalengan.
“Tidak ada manfaat yang kami rasakan dari keberadaan Star Energy itu. Justru ketenangan hidup kami yang terusik, lahan pertanian kami dirusak, kekeringan mengancam kehidupan kami,” bebernya.
Menurutnya masyarakat Pangalengan menuntut pengeboran sumur baru dihentikan. Jika masih tetap dibelangsung, masyarakat akan kembali melakukan unjuk rasa dengan jumlah masa lebih besar.
“Pangalengan itu ada 13 desa, warga yang hadir di sini belum ada apa-apanya. Masih banyak warga Pangalengan yang siap unjuk rasa yang lebih besar,”kata Iman.
Kepala Desa Margamukti Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung Odang Kusnadi menilai, aksi damai ribuan masyarakat petani ke perusahaan pengelola panas bumi PT Star Energy Geothermal pada Selasa (4/8/20), akibat tersumbatnya komunikasi. Aksi damai yang digagas Petani Pangalengan Bangkit itu menuntut dihentikannya pembuatan sumur baru Geothermal Star Energy yang berada di Desa Margamukti.
“Pada prinsipnya saya mendukung aksi itu selama untuk kepentingan masyarakat. Kemudian juga mendukung kepentingan Star Energy karena itu juga untuk kepentingan masyarakat, selama komunikasi antar keduanya berjalan baik,” tegas Odang Kusnadi, Rabu (5/8/2020).
Kades berharap agar masalahnya tidak berlarut-larut. Karena itu pihaknya meminta agar Star Energy melakukan komunikasi lebih intensif dan masif lagi dilakukan karena menyangkut kepentingan warganya yang berprofesi sebagai petani atau pencari rumput.
Odang mengakui beberapa bulan yang lalu pihaknya pernah diundang oleh PT Star Energy untuk pertemuan membahas Analisa Mengenai Dampak LIngkungan (Amdal) di Kantor Kementerian Lingkungan Hidup di Jakarta.
“Kalau merujuk pada pengalaman sebelumnya, jika ada proyek baru pengeboran biasanya pasti ada sosialisasi terlebih dahulu dari Star Energy. Tapi sekarang sepertinya belum, karena yang saya tahu pengeborannya juga belum dilakukan, baru rencana,” imbuh Odang.
Odang Kusnadi tidak menampik ada beberapa RW di wilayahnya yang terdampak langsung oleh mobilitas alat berat yang akan digunakan untuk pengeboran sumur panas bumi yang baru tersebut.
“Sekali lagi saya berharap, komunikasi lebih intens lagi dilakukan. Star Energy tidak boleh menutup mata dengan berbagai kekhawatiran warga, dan sebaliknya masyarakat terutama petani juga bijak menyalurkan aspirasinya,” tandas Odang. ***
Star Energy Bantah Pengeboran Sumur Panas Bumi Rusak Lingkungan