Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale Kota BandungGelaran Virtual Seni Budaya, Pengobat Rindu Pertunjukan Seni

Gelaran Virtual Seni Budaya, Pengobat Rindu Pertunjukan Seni

Sora Sound of Heritage saat Gelaran Virtual Seni Budaya”, di Padepokan Seni Mayang Sunda, Bandung. by mayang/bbcom

BANDUNG, Balebandung.com – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Bandung menggelar “Gelaran Virtual Seni Budaya”, di Padepokan Seni Mayang Sunda, Bandung, Kamis (27/8/2020) lalu. Acara juga disiarkan secara live streaming di akun Instagram Disbudpar Kota Bandung (@disbudpar.bdg).

Kabid Produk Seni dan Budaya Disbudpar Kota Bandung, Nurzul Irwan mengatakan pertunjukan virtual yang ditampilkan ini diharapkan bisa mengobati kerinduan masyarakat terhadap tontonan seni budaya yang sempat terhenti selama pandemi, sekaligus sebagai media ekspresi bagi pelaku seni di Kota Bandung. Nurzul Irwan juga berharap kreativitas seniman tidak berhenti karena adanya pandemi.

“Meskipun dalam keadaan pandemi, kami berpesan kepada para seniman untuk terus berekspresi dan berkreativitas dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan,” kata Nurzul dalam rilisnya, Sabtu (29/8/2020).

Pagelaran virtual ini menampilkan dua sajian spektakuler dari grup-grup seni yang ada di Kota Bandung, yakni Sanggar Seni Gending Tarumanegara (Getar) dan Sora Sound of Heritage.
Sajian wayang menakjubkan dari Sanggar Seni Getar menjadi pembuka acara di sesi pertama.

Tampilan yang disajikan relatif berbeda dengan tampilan wayang golek lainnya. Jika biasanya wayang golek hanya dimainkan oleh seorang dalang saja, Wayang Ringkang dimainkan oleh sejumlah dalang.

“Personil yang terlibat dalam Wayang Ringkang biasanya mencapai 85 orang, kali ini 40 orang. Dikurangi jumlahnya sehubungan dengan adanya aturan pembatasan orang yang disesuaikan dengan protokol kesehatan Covid-19,” kata Tantan Sugandi, Ki Dalang Wayang Ringkang.

Lakon Gatot Kaca Jaya Gagah ini disajikan oleh 16 orang dalang muda asuhan Tantan Sugandi, yang juga selaku pimpinan Sanggar Seni Getar dan konseptor Wayang Ringkang.

Di samping menghibur, Wayang Ringkang juga memuat pesan-pesan edukasi mengenai penyuluhan protokol kesehatan yang harus diterapkan masyarakat dalam era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), seperti menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) lainnya.

Sesi kedua pertunjukan virtual ini diisi oleh pertunjukan spektakuler dari Sora Sound of Heritage. Grup musik bambu ini menampilkan 7 karya komposisi musik bambu. Diantaranya Guyon-Gendhuk Thole, Bakikik, Peucang, Kontradiksi, Gobak Sodor, Gandrung Mendem dan Sky.

Ketujuh karya yang ditampilkan merupakan komposisi musik baru buah pemikiran dari dua komposer sekaligus dosen Prodi Angklung dan Musik Bambu Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia (FSP ISBI) Bandung, yakni Whayan Christiana, dan Yadi Mulyadi.

Sejak awal dibentuk tahun 2016 hingga sekarang, Sora selalu konsisten menggarap dan menampilkan komposisi musik bambu baru yang berbeda. Sebab memadukan unsur tradisional dan modern sehingga karya-karyanya terkesan unik dan out of the box, serta memberi nuansa baru dalam dunia musik bambu.

Sama halnya dengan Sanggar Seni Getar, personil Sora juga banyak terdiri dari musisi muda berbakat dari berbagai lembaga pendidikan seni di Bandung. Dalam artian, kedua grup ini menjadi wadah para anak muda untuk terus berkarya. ***

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img