JATINANGOR, Balebandung.com – Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Yosep Nugraha menyatakan, meski di beberapa wilayah di Kabupaten Bandung terjadi peningkatan risiko penularan pandemi Covid-19 sejak Rabu (18/11), hingga Kamis (19/11), tapi menurutnya tidak ada korelasinya dengan pariwisata.
“Harus dipahami dulu, status risiko penularan virus corona itu. Seolah seluruh Kabupaten Bandung masuk status merah dalam peningkatan kasus Covid-19. Berdasarkan laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung pada saat rapat Gugus Tugas kemarin, peningkatan kasus terjadi di pesantren, industri dan keluarga. Tak ada korelasinya dengan pariwisata,” kata Yosep kepada wartawand Jatinangor, Sumedang, Jumat (21/11/20).
Yosep mengatakan, tak ada status zona merah dalam status peningkatan status pandemi Covid-19. “Yang dimaksud itu, adanya peningkatan kasus itu dengan risiko tinggi itu masuk warna merah,” kata dia.
Menurutnya, status merah itu di skala mikro, yaitu terjadi peningkatan kasus pandemi Covid-19 pada klaster peningkatan kasus di pesantren. “Maka di lingkungan pesantren harus disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Dengan adanya peningkatan kasus itu, tak serta merta ke sektor lain. Sampai saat ini, usaha pariwisata berjalan normal,” ungkapnya.
Yosep pun sempat mengingatkan kepada masyarakat di saat terjadi risiko penyebaran kasus pandemi Covid-19 tinggi, kewaspadaan harus ditingkatkan dan protokol kesehatan ditingkatkan.
Ia mengungkapkan, mobilitas orang tak bisa dideteksi satu persatu. Sementara saat ini di Kabupaten Bandung telah terjadi perubahan status risiko tinggi menjadi merah dari warna kuning.
“Dengan adanya peningkatan status itu, bukan menutup ekonomi dan aktivitas ekonomi harus tetap berjalan. Tetapi meningkatkan protokol kesehatan, selain peningkatan disiplin,” jelas Yosep. ***