SOREANG, Balebandung.com – Bupati Bandung Dadang M Naser meresmikan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Otto Iskandar Dinata (Otista), di Jalan Raya Otto Iskandar Dinata (Jalan Gading Tutuka), Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (28/1/21).
Rumah sakit yang dibangun dengan dana APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp 320 miliar tersebut digadang-gadang sebagai rumah sakit daerah termegah di Indonesia, bahkan bertaraf internasional.
“Alhamdulilah bersama DPRD, Forkompimda dan yang lainnya, hari ini kita meresmikan Rumah Sakit Otto Iskandar Dinata ini,” ucap Bupati Bandung.
Menurut bupati RS Otista Ini hasil perjalanan panjang, dan sudah direncanakan di periode awal kepemimpinannya.
“Awalnya mau pinjam uang ke swasta, tapi bunganya tinggi. Bersama DPRD akhirnya diputuskan untuk pakai APBD murni dan dilaksanakan secara multiyears,” ungkap Dadang Naser.
Rumah sakit ini, kata Dadang, dibangun atas lahan sekitar 4 hektar dengan 6 lantai dan beberapa bangunan lainnya. Selain dilengkapi ruang IGD, ICU, 341 tempat tidur dan berbagai poliklinik kesehatan, di tempat ini juga nantinya ada klinik kecantikan.
Tak hanya itu saja, rumah sakit ini juga memiliki peralatan untuk memproduksi oksigen. Sehingga, selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, hasil produksi oksigennya bisa dijual ke semua Puskesmas dan berbagai rumah sakit yang ada di Kabupaten Bandung.
“Ini rumah sakit didukung berbagai peralatan canggih dan modern. Termasuk bisa memproduksi oksigen sendiri dan nanti juga oksigennya bisa dijual ke 62 Puskesmas dan rumah sakit lainnyadi Kabupaten Bandung. Hasil penjualannya nanti menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Rumah sakit ini juga disebut sebagai rumah sakit daerah termegah di Indonesia,” ujarnya.
Dadang melanjutkan, meski telah diresmikan, rumah sakit tipe C ini belum beroperasi. Karena memerlukan waktu untuk memindahkan berbagai peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) dari RSUD Soreang yang lama. Sedangkan bangunan RSUD Soreang lama, nantinya akan digunakan untuk pusat pendidikan kesehatan.
“Bangunan lama diorientasikan untuk pendidikan kesehatan. Nanti bisa dikerjasamakan dengan berbagai perguruan tinggi. Di bangunan lama bisa dijadikan Fakultas Kedokteran, akademi perawat dan lainnya. Tapi kalau sekarang di sana difokuskan dulu untuk penanganan dan isolasi pasien Covid-19, sekarang sudah masuk dua alat PCR,” kata Bupati Bandung.***