Bale Bandung

Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat, Desa Bojong Kembangkan Budidaya Ternak Bebek

NAGREG,balebandung.com – Kepala Desa Bojong Asep Dedih Wahyudin bekerjasama dengan Bangbara (Bangkit Bersama Rakyat) sedang melakukan ujicoba budidaya ternak bebek dalam program ekosistem desa sejahtera di Desa Bojong Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung.

Budidaya ternak bebek dari mulai membuat pakan sendiri, menyediakan indukan, kemudian menghasilkan telor, terus pada proses penetasan hingga pembesaran dan panen itu sudah benar-benar berhasil dan dibuktikan melalui pemasaran yang sudah dilakukan. Soalnya, dari hasil budidaya ternak bebek itu sudah ada yang dipanen dan dipasarkan.

 

Pembuatan pakan bebek

Pantauan di lapangan, budidaya ternak bebek itu, Asep Dedih bersama Heri dari Bangbara sebagai penggiat dari program ekosistem desa sejahtera itu, memanfaatkan bekas kandang ayam broiler, selain memanfaatkan bekas lio bata merah yang sudah tidak digunakan, selain di antaranya ada lio bata yang masih produksi dan sebagian lahannya digunakan untuk budidaya bebek.

Asep Dedih bersama Heri itu tinggal melakukan penataan kandang ternak bebek itu dengan cara disekat-sekat, sesuai dengan kebutuhan jumlah ekor bebek dan berdasarkan usia bebek tersebut.

 

Pembesaran bebek

Di lokasi budidaya ternak bebek itu, ada bebek yang baru berusia tiga hari, enam hari, 12 hari, sampai usia 35 hari dan 45 hari yang mencapai ribuan ekor. Bebek lokal dipanen hingga berusia 45 hari, dan bebek hibrid atau bebek packing usia 30-32 hari.

“Setelah saya bersama Pak Heri dari Bangbara melakukan ujicoba budidaya ternak bebek, perkembangannya cukup bagus. Meski sebelumnya, saya sempat bekerja keras untuk membuktikan bahwa budidaya bebek ini berhasil dan bisa diketahui langsung oleh masyarakat,” kata Asep Dedih kepada wartawan di lokasi budidaya bebek Desa Bojong, Senin (19/9/2022).

Setelah budidaya bebek ini terbukti berhasil, kata Asep Dedih, pihaknya akan menyebarkan atau mensosialisasikannya kepada masyarakat di Desa Bojong.

Baca Juga  Bupati Bandung Terpilih Divaksin Covid-19

“Saya sudah percaya diri untuk mensosialisasikannya kepada masyarakat, karena sudah ada bukti yang bisa dilihat langsung. Nanti kita akan melakukan pelatihan kepada masyarakat, bagaimana proses budidaya bebek pada program ekosistem desa sejahtera tersebut,” tutur Asep Dedih.

Kepala Desa Bojong mengatakan sebagai bahan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa pihaknya sudah menyiapkan bebek dengan usia pertumbuhan yang berbeda. Mulai dari usia dua hari, seminggu, dua Minggu, tiga Minggu hingga bebek siap panen.

“Baik itu bebek lokal maupun bebek hibrid,” katanya.

 

Pengolahan pakan bebek

Asep Dedih menjelaskan, jika masyarakat melaksanakan budidaya bebek lokal dengan usia 45 hari dan berat badan 1,1 kg, bisa mendapatkan keuntungan bersih Rp 5000/ekor, dengan harga jual Rp 28.000/kg. Lain lagi dengan berat badan 1,2 kg, keuntungannya akan lebih besar, setelah dipotong biaya pakan 3 kg untuk satu ekor bebek sampai panen. “Setiap kg pakan itu Rp 6.500,” katanya.

Sedangkan bebek hibrid dengan usia 30-32 hari, katanya, dengan berat badan 1,7 kg, jadi pertumbuhan bebek hibrid lebih bagus dari bebek lokal.
“Bibit bebek hibrid itu Rp 14.000/ekor, sedangkan bebek lokal Rp 6.000 sampai Rp 7.000/kg,” katanya.

Ia mengatakan, karena budidaya bebek itu masih dalam tahap ujicoba, bibitnya masih beli dari luar, tetapi pihaknya sudah menyiapkan mesin penetas telur untuk pengadaan bibit.

“Mesin penetas yang sudah disiapkan ini bisa untuk 2.500 telur, sedangkan indukannya sudah disiapkan sebanyak 3.500 ekor di Pamoyanan Desa Panenjoan, Kecamatan Cicalengka,” katanya.

Asep Dedih berharap, dengan disiapkan mesin penetas itu, kedepannya bisa menyiapkan bibit sendiri dan tidak tergantung ke yang lain. “Untuk bibit, telur sudah disiapkan,” katanya.

Ia pun mengatakan, dalam proses budidaya bebek itu, mulai dari bikin pakan sendiri, kemudian dilakukan penetasan sendiri, lalu proses pembesaran hingga pemasaran. “Jadi rantai perputaran uang terjadi di desa,” katanya.

Baca Juga  Orbituari ; 27 Tahun Silam Bersama Itoch Tochija

Ia mengatakan karena budidaya bebek ini sudah bagus dan berjalan, nantinya akan dimasukkan dalam program desa melalui ketahanan pangan. Dalam pelaksanannya pun akan bersinergi dengan OPD di Kabupaten Bandung.

“Program ini dalam upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat, selain untuk mengurangi angka kemiskinan sebagai penerima BLT dan mengurangi angka penangguran. Selain itu untuk meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat. Pola kerjanya, nanti bisa dikelompokkan, misalnya kelompok bersama masyarakat khusus pada bidang penetasan, pembesaran, indukan maupun hal lainnya, jadi masyarakat tinggal memilih sesuai dengan kemampuannya,” tuturnya.

Ia mengatakan, program ini hanya satu komoditi tetapi melibatkan banyak orang. “Yang jelas pasar bebek itu sangat terbuka lebar dan sangat bagus untuk menunjang ekonomi masyarakat,” ungkapnya. ***

Bagikan

Tinggalkan Balasan