KOREA SELATAN,balebandung.com – Bupati Bandung HM Dadang Supriatna menemui dua pekerja migran asal Kabupaten Bandung yang bekerja di Korea Selatan, Sabtu (1/10/2022) malam.
Kedua pekerja migran itu, yakni Gara warga Desa Bojongsalam Kecamatan Rancaekek yang sudah empat tahun bekerja di Korea Selatan. Seorang lagi, Neng Sri warga Ciwidey Pasirjambu Kabupaten Bandung yang sudah tiga tahun bekerja di negeri ginseng tersebut.
Pertemuan Bupati Bandung yang didampingi Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung Rukmana dengan kedua pekerja migran itu, setelah selesai pembukaan ceremony acara the 68 th Baekje Culture Festival pada Sabtu malam.
“Saya menyempatkan diri ketemu dengan karyawan dan karyawati atau PMI (Pekerja Migran Indonesia) asal Kabupaten Bandung di Korea Selatan. Semoga sehat semuanya, Aamiiin yra.
Dan selanjutnya nanti kita akan ketemu dengan semua PMI asal Kabupaten Bandung. Berbagai pengalaman akan kita diskusi secara langsung,” kata Bupati Dadang Supriatna, Minggu (2/10/2022).
Pada video yang dibagikan Bupati Bandung, ia tampak merekam sendiri pertemuan dengan dua pekerja migran asal Kabupaten Bandung yang bekerja di Korea Selatan tersebut. Dadang Supriatna pun sempat bertanya kepada Gara, salah seorang pekerja migran asal Kecamatan Rancaekek Bandung yang sudah empat tahun bekerja di Korea Selatan. Sama halnya ke Neng Sri, PMI asal Ciwidey Pasirjambu yang sudah tiga tahun bekerja di Korea Selatan.
Bupati Bandung Dadang Supriatna menyatakan, pertemuan dengan kedua PMI asal Kabupaten Bandung dan Kepala Dinas Ketenagakerjaan serta pihak lainnya itu, merupakan sekilas info untuk masyarakat Kabupaten Bandung saat ia berada di Korea Selatan pada Sabtu malam.
“Pertemuan ini setelah selesai menghadiri pembukaan ceremony acara the 68 th Baekje Culture Festival pada Sabtu malam, yang langsung dihadiri oleh para gubernur dan para bupati. Alhamdulillah, saya tadi kebagian sebagai pembuka dan ikut meramaikan dan kebetulan membawa salah satu seni budaya wayang golek yang ditampilkan tadi (Sabtu, 1/10/2022, malam) dan insya Allah besok (hari Minggu, 2/10/2022), akan tampil atau perform (tampil) lagi, ada dua kali perform lagi,” kata Dadang Supriatna.
Pada besok (Minggu), kata Dadang Supriatna, akan bertemu dengan karyawan/karyawati yang berasal dari Kabupaten Bandung sekaligus akan mendata dan menanyakan suka dan dukanya selama bekerja di Korea Selatan.
“Dan tentu ini merupakan bahan evaluasi, apakah program ini bisa dilanjutkan dan bisa ditambah, atau seperti apa. Tapi saya melihat, bahwa kondisi saat ini perlu ada penambahan para peserta warga Kabupaten Bandung untuk bisa bekerja di Korea Selatan atau bekerja di Jepang. Dan tentu, salah satu tugas hari ini adalah kita akan memantau sejauh mana efektif tentang kinerja atau anak-anak kita bekerja di Korea Selatan. Sekaligus akan menyapa mereka dan semoga diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Terima kasih kepada semuanya,” tutur Bupati Bandung.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung Rukmana berharap, bahwa program pengiriman PMI asal Kabupaten Bandung terus berlangsung.
“Pak Bupati, masyarakat Kabupaten Bandung diharapkan lebih banyak lagi yang bekerja di Korea Selatan. Tentunya untuk mengurangi pengangguran di Kabupaten Bandung. Pulang dari Korea Selatan, setelah bekerja bisa bawa uang yang banyak, untuk bisa membuka usaha atau bisnis untuk menjadi orang yang sukses. Terima kasih Pak Bupati sudah mendukung program ini,” tutur Rukmana.
Sementara itu, Mamat, yang membawa tenaga kerja asal Kabupaten Bandung bekerja di Korea Selatan, mengaku bersyukur karena sudah banyak warga Kabupaten Bandung yang bekerja di Korea Selatan.
“Alhamdulillah, sekarang warga Kabupaten Bandung sudah mencapai ratusan hingga ribuan orang yang bekerja di Korea Selatan yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Dan mudah-mudahan kedepannya lebih meningkat, untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Kabupaten Bandung,” katanya.
Sementara itu, Gara, PMI asal Kabupaten Bandung yang sudah empat tahun bekerja di Korea Selatan, mengatakan, di Korea Selatan, sudah banyak para pekerja di Korea Selatan yang bisa menyalurkan bakat.
“Juga pekerja-pekerja bisa ikut organisasi dan kuliah juga sambil kerja. Bahkan kebanyakan pekerja-pekerja asal Kabupaten Bandung, selain di sini (Korea Selatan) bekerja, pada Sabtu dan Minggu itu biasanya pergi ke basecamp-basecamp Kabupaten Bandung. Di sini (Korea Selatan) banyak banget basecamp-basecamp Kabupaten Bandung,” katanya.
Gara pun mengaku mendapatkan gaji sebesar Rp 35 juta, dan digunakan biaya hidup sekitar Rp 5 juta.
“Dengan biaya Rp 5 juta itu, sudah hedon banget dan bisa poya-poya. Tiap Minggu bisa keluar dan pergi ke mana-mana. Cukup murah,” katanya.
Dikatakannya, buat teman-teman yang ada di Kabupaten Bandung, yang berminat ke Korea Selatan, untuk mempersiapkan diri bisa berbahasa Korea supaya bisa penjaringan di jurusan bahasa Korea.
“Supaya lulus penjaringannya. Itu salah satu syarat utama supaya bisa bekerja di Korea Selatan. Salah satu program dari Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Bandung juga, bisa mengikuti karena ada program dari Disnaker juga. Oh iya, terima kasih juga kepada Bapak Bupati Bandung, sudah ngasih program-program. Sudah ngasih kesempatan, sudah banyak peluang untuk bisa ke Korea Selatan bekerja dan menyalurkan bakat di Korea Selatan. Terima kasih Bapak,” tuturnya.
PMI lainnya, Neng Sri asal Ciwidey Pasirjambu mengaku sudah tiga tahun bekerja di Korea Selatan, di perusahaan elektronik/merakit elektronik. “Kalau cewe rata-rata Rp 20 juta per bulan (gaji). Sebesar Rp 15 juta, dikirim ke rumah,” katanya.
Neng Sri mengaku, duka kerja di Korea Selatan jauh dari keluarga. “Tapi senengnya, kerja di sini (Korea Selatan), fasilitasnya enak. “Pokoknya, yang lagi belajar tetap semangat, dan ditunggu di sini (Korea Selatan),” kata Sri.***