PASEH,balebandung.com – Dandim 0624/Kabupaten Bandung Letkol Arhanud Dhama Noviang Jaya mengunjungi dua rumah balita dengan katagori stunting di Kampung Peujeuh RT 02/RW 07 Desa Drawati dan Kampung Rajadesa RT 02/RW 04 Desa Cipaku Kecamatan Paseh Kabupaten Bandung, Sabtu (15/10/2022).
Kunjungan pertama ke rumah pasangan suami istri, Juju (28) dan Ai Komalasi (22), yang memiliki balita dengan katagori stunting bernama Pipit Nursafitri (4), di Kampung Peujeuh. Kunjungan kedua ke rumah pasangan suami istri, Didin Tajudin dan Teti Karyati yang memiliki balita dengan katagori stunting bernamaTedi Abdulah (2,4) di Kampung Rajadesa.
Letkol Arhanud Dhama Noviang Jaya didampingi jajaran TNI lainnya berusaha untuk mengajak komunikasi dengan orang tua kedua anak balita stunting itu, selain menanyakan kondisi kesehatan anaknya. Dhama Noviang Jaya juga berusaha untuk komunikasi dengan anak balita tersebut, salah satunya Tedi Abdullah, yang terlihat respon dan tersenyum.
Dandim 0624/Kabupaten Bandung berusaha untuk memberikan fasilitas pelayanan kepada kedua orang tua balita tersebut, untuk menjalani pelayanan kesehatan atau trafi di Rumah Sakit Yudistira Cimahi. Dhama Noviang Jaya pun menyarankan kepada kedua orang tuanya, untuk koordinasi dengan Babinsa setempat, terkait kesiapan membawa kedua balita itu ke rumah sakit.
Dhama Noviang Jaya pun menyarankan kepada kedua orang tua balita itu, untuk sama-sama menjalani pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam upaya pemulihan kesehatan balita dengan kategori stunting itu. Saat melaksanakan kunjungan itu, Dhama Noviang Jaya pun memberikan bantuan paket makanan tambahan kepada kedua balita tersebut.
Sebelum berkunjung ke rumah balita itu, Dhama Noviang Jaya melaksanakan kegiatan pemberian batuan kepada 15 anak yang termasuk katagori stunting di halaman Kantor Koramil 2403/Paseh, Sabtu.
“Kegiatan ini merupakan kepedulian Kodim 0624/Kabupaten Bandung dalam upaya penanganan stunting di wilayah Kabupaten Bandung,” kata Dhama Noviang Jaya.
Ia menuturkan, upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global. Dandim pun mengatakan terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih.
“Harapan kedepan dengan pedulinya seluruh komponen bangsa dalam upaya penanganan stunting angka pertumbuhan kasus stunting di wilayah semakin menurun, bahkan di Kabupaten Bandung tidak ada lagi kasus stunting bagi anak-anak di wilayah,” tutur Dhama Noviang Jaya.
Sementara itu, Ai Komalasari, ibu kandung Pipit Nursafitri mengatakan, bahwa anaknya yang berusia 4 tahun nanti pada bulan Desember 2022 mendatang, berat badannya 11,8 kg.
“Awalnya, anak saya kejang-kejang. Sebelum kejang, kondisi tubuhnya biasa-biasa,” kata Ai Komalasari.
Ia pun sempat membawa anaknya berobat ke Puskesmas setempat.
“Dibawa berobat ke Puskesmas, pihak rumah sakit menyarankan anak saya dirujuk ke rumah sakit,” katanya.
Setelah dikunjungi Dandim 0624/Kabupaten Bandung ke rumahnya, Ai Komalasari pun siap membawa anaknya untuk berobat ke rumah sakit, setelah ada rencana dan dibantu difasilitasi oleh jajaran TNI untuk membawa anak balita itu ke Rumah Sakit Yudistira Cimahi.
Sama halnya yang dikatakan Teti Karyati, ibu kandung Tedi Abdullah, menyatakan kesiapannya untuk membawa anaknya ke rumah sakit menjalani proses pengobatan atau trafi kesehatan dalam upaya pemulihan kesehatan anaknya.
Diketahui kondisi tubuh Tedi Abdullah pada usia 2,4 tahun dengan berat badan 8,7 kg dan tinggi 78 cm. “Dalam keseharian, anak makan nasi bubur. Sebenarnya, anak sudah bisa jalan kaki. Jalan kakinya itu sewaktu-waktu. Jalan kakinya memang belum lancar,” katanya.
Di hadapan Dandim 0624/Kabupaten Bandung, Teti mengaku sudah memiliki kartu BPJS, meski kartunya baru selesai dibuat. “Anaknya, selain dibantu makanan, juga ASI (Air Susu Ibu). Berat tubuhnya sempat naik 9 kg, karena sakit mencret berat tubuhnya turun menjadi 8,7-8,8 kg. Sakit mencret karena enggak biasa naik mobil, kemudian masuk angin dan tak mau makan. Soalnya, anak saya belum dibawa ke mana-mana,” tuturnya.
Teti pun mengungkapkan, bahwa dirinya sempat membawa anaknya itu ke RSUD Majalaya, kemudian dirujuk ke RSUD Al Ihsan Baleendah, kemudian dirujuk lagi ke RSUD Hasan Sadikin Bandung. “Sempat dikasih vitamin saat di rumah sakit. Sakitnya apa, belum jelas,” katanya.
Kepala Desa Drawati Dadang menyatakan, kesiapannya untuk membantu warganya menjalani pengobatan ke Rumah Sakit Yudistira. “Saya siap menyiapkan sarana dan prasarana, seperti kendaraan untuk mengantar anak balita itu untuk berobat ke Rumah Sakit Yudistira,” katanya.***