SOREANG,balebandung.com – Sebanyak 31 desa/kelurahan di Kabupaten Bandung masuk pada program unggulan strategis Kampung Bedas tahap I tahun 2022. 14 desa dan 1 kelurahan dari 31 desa/kelurahan itu di Kabupaten Bandung itu, hadir pada pelaksanaan evaluasi program unggulan strategis Kampung Bedas di Rumah Dinas Bupati Bandung, Soreang, Senin (5/12/2022).
Pada evaluasi program unggulan strategis kampung Bedas itu, turut dihadiri Bupati Bandung HM Dadang Supriatna, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung Asep Kusumah, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Bandung H. Tata Irawan, selain sejumlah camat, para kepala desa dan para kader Kampung Bedas yang berasal dari 15 desa/kelurahan itu.
“Kampung Bedas ini adalah bebenah desa sejahtera. Artinya, bebenah ini mulai dari diri pribadi, lingkungan, RT, RW hingga ke tingkat desa. Saya kira ini (Kampung Bedas) dilombakan, karena kita sudah launching pada 23 Juli 2022 lalu,” kata Bupati Bandung Dadang Supriatna usai evaluasi program unggulan strategis Kampung Bedas.
Ternyata, kata Bupati Bandung, sudah ada 14 desa dan satu kelurahan yang sudah bisa menampilkan, dari sekian banyak indikator yang masuk program Kampung Bedas itu.
“Desa ini membuat regulasi, di antaranya peraturan desa atau peraturan kepala desa, khusus lingkungannya supaya tetap bersih dan masyarakatnya bisa sejahtera,” kata Bupati Bandung.
Sejahtera itu, imbuh Dadang Supriatna, bukan hanya pribadi, tetapi juga adalah lingkungan. “Sejahtera untuk semuanya. Termasuk di lingkungan tersebut apakah semuanya sudah dikategorikan sejahtera, kita lihat apakah masyarakat miskinnya juga tetap kita pelihara atau bagaimana,” ujarnya.
Sehingga, kata Bupati Bandung, semua hal itu dikolaborasikan, dan bisa tercipta desanya memiliki banyak Kampung Bedas.
“Kampung Bedas, berharap bisa membuktikan hingga tingkat Kabupaten Bandung dan ini menunjukkan bahwa kita mampu melakukan hal itu,” tuturnya.
Berkaitan dengan program Kampung Bedas itu, Bupati Bandung pun akan memberikan reward kepada desa yang mampu melakukan berbagai inovasi untuk kesejahteraan masyarakatnya. Di antaranya, Bupati Bandung akan memberikan bantuan incinelator atau alat pengolahan sampah, dengan titik lokus alat tersebut ditempatkan di lingkungan RW.
“Incinelator itu diharapkan bisa membantu persoalan sampah di masing-masing wilayah dan desa. Nanti kalau sudah ada incinelator untuk diaktifkan, jangan sampai dibiarkan,” katanya.
Dadang Supriatna menyebutkan, diberi bantuan alat pengolahan sampah itu, mengingat sampah yang dihasilkan di Kabupaten Bandung mencapai 1.400 ton per hari, sedangkan yang bisa ditangani dan diangkut ke TPA hanya 400 ton.
“Untuk mengelola sampah yang sisanya mencapai 900-1000 ton per hari, membutuhkan peran kepala desa dan masyarakat sekitar. Kita juga akan memikirkan nasib sampah yang 1000 ton per hari itu, apakah nantinya dibangun PLTSa,” katanya.
Bupati Bandung menyebutkan, bahwa 14 desa dan satu kelurahan yang hadir pada pertemuan evaluasi program unggulan strategis Kampung Bedas itu, yakni Kelurahan Manggahang, Desa Pasirmulya, Panundaan, Hegarmanah, Cempaka Mulya, Jatiendah, Sukapura-Dayeuhkokot, Gandasari, Kopo, Tarumajaya, Lagadar, Neglasari, Girimulya, Sangiang, dan Desa Cincin.
Menurutnya, program Kampung Bedas itu, selain masyarakatnya sejahtera, juga sehat rumah tangganya, sehat lingkungannya hingga di tingkat RT, RW, dan desa. “Tujuan akhirnya, Kampung Bedas ini setingkat Kabupaten Bandung,” harapnya.
Dikatakan Bupati Bandung, pada hakekatnya pembangunan itu berawal di desa.
“Untuk itu, saya memberikan perhatian kepada masyarakat desa, mulai pemberian insentif RT, RW, yang mengalami kenaikan sampai 100 persen, selain diberikan BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan,” ujarnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu berusaha untuk menjalin komitmen dengan para kepala desa, terutama dalam pembangunan dan sektor lainnya untuk menunjukkan keberpihakannya kepada masyarakat. Hal itu untuk mewujudkan apa yang menjadi harapan dan keinginan masyarakat.
“Pertanyaan, masyarakat ingin sejahtera, benahi diri pribadi, lingkungan, hingga tingkat RT, RW dan desa. Dengan adanya kebijakan kolaborasi, maka insya Allah, setiap keputusan dan kebijakan bermanfaat untuk umat,” katanya.
Bupati Bandung juga terus berusaha untuk mendorong para kepala desa melakukan berbagai inovasi. Ia pun turut memberikan apresiasi kepada 15 desa/kelurahan yang sangat luar biasa bisa merealisasikan Kampung Bedas tersebut.
“Kita berharap dengan adanya pola Kampung Bedas ini, diikuti oleh masyarakat lainnya,” katanya.***