Selasa, November 26, 2024
spot_img
BerandaBale BandungAHH Warga Kab Bandung Jadi 71.03 Tahun

AHH Warga Kab Bandung Jadi 71.03 Tahun

Pencanangan PIN Polio oleh Bupati Bandung Dadang Naser di Kec Baleendah, Selasa (8/3) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. by Humas Pemkab Bandung.
Pencanangan PIN Polio oleh Bupati Bandung Dadang Naser di Kec Baleendah, Selasa (8/3) merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. by Humas Pemkab Bandung.

SOREANG – Dalam rentang waktu lima tahun, Angka Harapan Hidup (AHH) warga Kabupaten Bandung mengalami kenaikan. Survei BPS (Badan Pusat Statistik) 2015 menunjukkan, tahun 2014 AHH tercatat 70,54 tahun naik sebesar 0,49 % pada 2015 menjadi 71,03 tahun.

Survei tersebut menunjukkan pula, Angka Kematian Bayi (AKB) di Kab Bandung memperlihatkan adanya penurunan dari 33,90 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2014 menjadi 33,64 per 1000 kelahiran hidup tahun 2015.

“Teorinya memang begitu, AHH berbanding terbalik dengan AKB yang menyangkut bayi lahir mati. Kematian bayi di bawah 1 tahun atau kematian anak di bawah lima tahun dan kematian ibu,” terang Basworo, Kepala Kantor BPS Kabupaten Bandung dirilis Humas Pemkab Bandung, Kamis (10/3/16).

Menurut Basworo, naik dan turunnya AHH juga AKB merupakan salah satu bukti makin membaiknya pengelolaan kesehatan di suatu daerah, di samping kian sehatnya daya beli dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.

Ia mencontohkan, proses kelahiran bayi sebesar 87,03% telah ditolong oleh tenaga medis. Sementara 12,97% sisanya masih menggunakan tenaga non medis. ”Angka ini menunjukkan, kesadaran warga terhadap kesehatan sudah makin bagus, karena penanganan persalinan oleh tenaga medis lebih terjamin dibanding tenaga non medis,” ungkap Baskoro.

Selain karena tumbuhnya kesadaran warga, turunnya AKB ditunjang pula oleh program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang dikembangkan pemerintah. “Dengan tersedianya Jampersal, seorang ibu dapat melahirkan bayinya dengan selamat dan sehat, karena ada prosedur yang standar dan lebih aman,” imbuhnya.

Basworo menyarankan kepada instansi terkait, untuk terus meningkatkan pelatihan terhadap tenaga persalinan non medis. Karena menurutnya di sejumlah tempat masih terdapat warga yang memanfaatkan tenaga non medis dalam pertolongan kelahiran. “Biasanya di kampung yang jauh dari jangkauan sarana kesehatan, tenaga non medis ini kerap dimanfaatkan,” sebutnya.

Dalam survei Analisis Pembangunan Sosial (APS), BPS mencatat sebanyak 20 kecamatan di Kab Bandung mampu meraih AHH di atas rata-rata. Tertinggi diraih Kecamatan Cileunyi sebesar 73,58 tahun, disusul Majalaya 73,53 tahun, Ibun 73,06 tahun, Rancaekek 72,98 tahun dan Kecamatan Pangalengan 72,58 tahun. Sementara sisanya 11 kecamatan masih menunjukkan AHH di bawah rata-rata Kabupaten Bandung, seperti halnya Kecamatan Cikancung yang baru mencapai 67,66 tahun.

spot_img
BERITA LAINYA

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

TERKINI

spot_img