BANDUNG, Balebandung.com – 17 Agustus 1945 jatuh pada hari Jumat, hari khusus umat Islam. Bung Karno sebagai manusia unggul yang dilahirkan di republik ini dengan keyakinan keagamaannya sebagai seorang muslim yang taat, memilih memerdekakan Republik Indonesia di hari Jumat.
Karena menurut keyakinan islam, hari Jumat adalah hari yang suci, dan hari yang baik. Inilah yang membuat Sukarno sebagai muslim yang taat dan seorang nasionalis sejati yang cinta budaya bangsanya melebihi apapun, sehingga memilih memproklamirkan Republik Indonesia di hari Jumat tanggal 17.
Bung Karno sebagai manusia unggul yang dilahirkan di republik ini dengan keyakinan keagamaannya sebagai seorang muslim yang taat, memilih memerdekakan Republik Indonesia di Hari Jumat karena menurut keyakinan islam, hari Jumat adalah hari yang suci, hari yang baik.
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hasil dari perjuangan bersama seluruh rakyat Indonesia, termasuk masyarakat Jawa Barat sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia.
Perjuangan bersama tersebut merupakan bukti bahwa gotong royong merupakan budaya yang sudah menyatu dengan jiwa, pikiran, ucapan, dan tindakan dari bangsa Indonesia.
Bagi Jawa Barat, apa yang disebut sebagai gotong royong merupakan pelaksanaan dari pandangan hidup yang sejak masa pra Hindu telah hidup subur di Jawa Barat, yaitu Silih Wawangi atau Siliwangi.
PDI Perjuangan sebagai partai pelopor yang identik dengan semangat gotong royong sangat sejalan dengan pandangan hidup masyarakat Sunda yang memiliki nilai silih asah – silih asih – silih asuh.
Pancasila yang Bung Karno rumuskan tidak lepas dari proses interaksinya yang cukup lama semenjak kuliah di Bandung dan banyak berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan di Tanah Pasundan, kemudian diambilnya saripati luhur ajaran-ajaran dari para tokoh-tokoh di Tanah Pasundan khususnya.
Silih asah – silih asih – silih asuh sebagai konsep dan nilai kesundaan, Bung Karno praksiskan dengan kalimat gotong royong, karena gotong royong sejatinya adalah saling asah – asih – asuh.
Dewan Pimpinan Daerah PDI Perjuangan Jawa Barat memandang bahwa butir ajaran Silihwangi berupa Silih asah – asih – asuh merupakan nilai yang dapat menjadi dasar bagi upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai tujuan dari kemerdekaan bangsa Indonesia.
Dengan ketiga butir tersebut, upaya dan proses mencerdaskan kehidupan bangsa akan menjadi sebuah proses yang terdiri dari banyak dimensi. Kecerdasan bangsa yang dicita-citakan oleh para pendiri bangsa Indonesia adalah kecerdasan yang menumbuhkan kesadaran dalam dimensi nasional, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan bahkan kemanusiaan.
Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-74 ini mempunyai slogan SDM Unggul Indonesia Maju, yang mempunyai makna visi pemerintah dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia Indonesia dan merupakan strategi pembangunan bangsa Indonesia ke depan.
Hal ini tidak terlepas dari, kecerdasan dan kesadaran nasional, politik, ekonomi, sosial, budaya, dan kemanusiaan ini akan dapat menjawab berbagai tantangan bangsa ke depan seperti isu lingkungan hidup, pemerataan pembangunan dan kesejahteraan, sistem ketatanegaraan dan politik yang mapan, dan lain sebagainya. Kecerdasan dan kesadaran multi dimensi ini pun akan dapat menangkal munculnya isu dan gerakan yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
Dengan menyadari arti penting ajaran Siliwangi sebagai dasar sekaligus capaian dari proses mencapai tujuan kemerdekaan bangsa, serta slogan SDM UNGGUL INDONESIA MAJU sebagai visi maupun strategi pembangunan bangsa Indonesia, maka DPD PDI Perjuangan Jawa Barat akan berusaha agar proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan di Jawa Barat dapat sesuai dengan ajaran tersebut.
Tentu saja, PDI Perjuangan di Jawa Barat tidak akan dapat berjalan sendiri. Gotong royong antara PDI Perjuangan dengan seluruh masyarakat Jawa Barat dalam melaksanakan ajaran Siliwangi sebagai dasar dan capaian proses mencerdaskan dan menumbuhkan kesadaran bangsa, merupakan syarat utama bagai tercapainya hal tersebut. *** by Ono Surono, Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat.
Disarikan dari pidato Ono Surono, saat jadi inspektur upacara Peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74, di halamam Sekretariat DPD PDIP Jabar, Jl Pelajar Pejuang Bandung, Sabtu (17/8/19).