BaleBandung.com, Jakarta – Ditengah tekanan cash flow pada masa pandemi covid 19 yang melanda beberapa BUMN, kabar menggembirakan datang dari PT Surveyor Indonesia.
Di usianya yang ke 30 PT Surveyor Indonesia tetap stabil. Bahkan hingga akhir 2020 berhasil mencetak laba bersih diangka 100 miliar lebih.
” Sampai dengan akhir 2020, Surveyor Indonesia memiliki
pendapatan usaha sebesar Rp 1.419 milyar atau 108,3% dari anggarannya sebesar
Rp 1.311 milyar. Sedangkan laba bersih pada 2020 mencapai Rp 102 milyar atau
76.6% dari anggarannya sebesar Rp 133 Milyar,” ujar Direktur Utama Surveyor Indonesia, M. Haris
Witjaksono dalam siaran persnya pada perayaan HUT PT Surveyor Indonesia ke-30, Rabu, 4 Agustus 2021.
Atas capaian tersebut, beberapa menteri turut memberikan ucapan selamat. Seperti Menteri BUMN, Erick Thohir, Menteri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri
Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Investasi/Kepala BPKM Bahlil
Lahadalia serta Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Menteri BUMN , Erick Thohir,
merasa yakin PT Surveyor Indonesia bisa membantu holding jasa survey go global dan
menjadi Top Five Market Leader di Asia Tenggara.
Kontribusi terbesar PT Surveyor Indonesia datang dari sektor usaha jasa survei sebesar Rp 480,1 milyar. Disusul jasa inspeksi sebesar Rp 398,7 milyar, jasa verifikasi sebesar Rp 290,7 milyar, jasa konsultansi sebesar Rp 163.452 milyar, jasa
sertifikasi sebesar Rp 66,1 milyar dan jasa testing sebesar Rp 19,9 milyar.
Sementara dari sektor usaha kontribusi bersumber dari sektor migas dan sistem Pembangkit
(41,1%), penguatan institusi dan kelembagaan (21,9%), mineral dan batubara (19,5%) dan sektor infrastruktur (17,6%).
Kendati demikian Haris mengungkapkan bahwa pendapatan PT Surveyor Indonesia tahun
2020 masih di bawah capaian tahun 2019.
“Kami mengalami penurunan
sebesar 3,5% dari pendapatan 2019 yang mencapai Rp 1.471 triliun. Sementara laba
bersih mengalami penurunan 36.9% yang pada 2019 laba bersih kami mencapai Rp 162miliar rupiah,” bebernya.
Sementara itu tahun 2021 PT Surveyor Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp
1,458 triliun atau tumbuh 2,8% dari realisasi pendapatan pada 2020.
Untuk target laba bersih sebesar Rp 154,4 Milyar yang berarti tumbuh sebesar 15,5%
terhadap target laba bersih pada RKAP Tahun 2020 atau 50,8% di atas realisasi Laba
Bersih tahun 2020.
“Kami merasa optimis pada 2021 ini kami akan lebih baik karena pada Semester 1
tahun ini, pendapatan kami sudah mencapai Rp 670 milyar, naik 3,0% dibandingkan
dengan pendapatan semester 1 pada 2020,” jelas Haris.
Laba bersih pada semester 1, disebutkan Haris telah mencapai Rp 81 milyar, naik 61,2%
dibandingkan dengan laba bersih semester 1 tahun 2020.
Dari sisi pangsa pasar berdasarkan hasil kajian KPMG, nilai pasar TIC
PT Surveyor Indonesia pada 2020 di Indonesia adalah sebesar US$602,8 juta dengan average growth sebesar 5,6% per tahun.
Dari kondisi tersebut maka market share PT Surveyor Indonesia (Persero) pada 2020
mencapai nilai 17,14%.
Haris menjelaskan tahun 2021 PT Surveyor Indonesia akan
mengembangkan target pasarnya melalui strategic partnerships di sektor-sektor usaha; Information, Communication Technology (ICT) dan Lingkungan dan Agrikultur.
“Sektor Makanan, Kesehatan, Energi Baru Terbarukan (EBT), serta Infrastruktur Transportasi juga menjadi focus target pengembangan pangsa pasar kami,” pungkasnya.